Hidayatullah.com–Paus Benediktus XVI pulang kampung ke negaranya, Jerman. Hari Jum’at (23/9), ia mengunjungi sebuah biara di Erfurt, tempat di mana Martin Luther dulu tinggal sebelum melancarkan Reformasi Kristen. Di sana Benediktus memperingatkan tentang apa yang disebutnya “sebuah bentuk baru dari ajaran Kristen.”
Menurutnya, “bentuk baru ajaran Kristen” tersebut mengancam, tidak hanya Katolik, tapi juga Protestan.
Walaupun tidak menyebut nama denominasi Kristen tertentu, namun jelas yang dimaksud Benediktus adalah Kristen Evangelis dan Pantekosta, yang banyak diminati oleh umat Kristen yang pindah aliran, terutama di negara dunia ketiga.
“Berhadapan dengan sebuah bentuk baru dari ajaran Kristen, yang disebarkan dengan kekuatan dinamika misionaris, yang terkadang dengan cara menakutkan, umat Kristen dari denominasi arus utama seringkali menjadi kebingungan,” kata pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu.
“Bentuk Kristen baru ini memiliki kedalaman institusi yang dangkal, sedikit rasionalitas dan bahkan kurang memiliki muatan dogmatik, serta sedikit stabilitasnya. Fenomena yang mendunia ini menimbulkan pertanyaan pada diri kita semua: apa yang ingin dikatakan oleh ajaran Kristen yang baru ini kepada kita, kebaikan atau keburukan?” kata Benediktus.
Kedatangan Benediktus ke Jerman bersamaan dengan semakin menurunnya jumlah jemaat yang hadir di gereja-gereja Katolik selama satu tahun terakhir, sebagai bentuk protes dari kejahatan seksual yang dilakukan para rohaniwan gereja terhadap anak-anak. Sebagaimana dilansir Reuters (23/9), sekitar 181.000 jemaat Katolik yang kecewa meninggalkan Gereja Jerman pada tahun 2010.
Saat mengunjungi sebuah kota kecil di selatan Berlin, Benediktus sendiri disambut oleh sedikit jemaat.
Paus Benediktus XVI menyerukan penyatuan antara Katolik Roma dan Protestan, yang mulai terpecah pada abad ke-16 saat Martin Luther, yang ketika itu menjadi pendeta Katolik, mengajak umat Kristen memisahkan diri dari gereja mereka.
Tapi pada saat yang sama Benediktus juga menolak permintaan kaum Protestan yang ingin agar aturan gereja dilonggarkan sehingga umat Protestan bisa mengikuti komuni Katolik.
Benediktus mengatakan, adalah sebuah “kesalahpahaman politik” jika kedatangannya dikira untuk memberikan “hadiah ekumenis”, seperti memberikan izin kepada jemaat Protestan untuk menerima ekaristi Katolik.
Pemimpin Gereja Protestan Jerman mendesak Paus untuk “mengambil langkah nyata dalam rekonsiliasi”, dalam rangka menyambut peringatan 500 tahun Reformasi pada tahun 2017 mendatang. Dalam acara itu kaum Protestan ingin agar Katolik berpartisipasi.
Sementara itu uskup Lutheran, Nikolaus Schneider, yang merupakan pemimpin Gereja Evangelis Jerman, mengatakan bahwa Luther adalah “seperti engsel bagi kedua gereja kita, karena ia milik keduanya.” Menurutnya, sudah saatnya untuk melupakan kenangan buruk dan membuat sejarah baru bagi gereja.*
Keterangan foto: Paus Benediktus XVI bersama Nikolaus Schneider.