Hidayatullah.com– ESQ Leadership Center menanggapi fatwa dari Wilayah Persekutuan-Malaysia atas tuduhan sesat. Dalam rilisnya yang dikirim ke kantor redaksi hidayatullah.com, ESQ mengaku sebagai lembaga training sumber daya manusia (SDM) yang bertujuan membentuk nilai dan karakter, melalui penggabungan 3 potensi manusia, yaitu kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.
Sehubungan dengan berita mengenai fatwa atas training ESQ yang dikeluarkan oleh Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, ESQ menjelaskan tujuh hal.
Pertama, Malaysia memiliki 14 Mufti untuk 13 Negeri dan 1 Wilayah Persekutuan (setingkat Provinsi di Indonesia), yaitu: Negeri Johor, Negeri Kedah, Negeri Kelantan, Negeri Melaka, Negeri Sembilan, Negeri Pahang, Negeri Perak, Negeri Perlis, Negeri Pulau Pinang, Negeri Selangor, Negeri Trengganu, Wilayah Persekutuan, Negeri Sabah, Negeri Sarawak
Kedua, Fatwa Pengharaman terhadap Training ESQ dikeluarkan oleh Mufti Wilayah Persekutuan, mencakup Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan, satu di antara 14 Mufti tersebut di atas.
Ketiga, hari ini pada tanggal 7 Juli 2010, Mufti Penang, Mufti Pahang, dan Mufti Kedah sudah memberikan rekomendasi kepada Training ESQ
Keempat, untuk mendapatkan penilaian atas Training ESQ, 8 orang Mufti serta Timbalan (Wakil) Mufti di Malaysia sudah mengikuti training ESQ. Namun, Mufti Wilayah Persekutuan tidak pernah mengikuti training ESQ hingga saat ini. Tanggapan dari 8 orang Mufti dan Timbalan (Wakil) Mufti, yang sudah mengikuti training ESQ, sangat positif dan mereka menyampaikan tidak ada penyelewengan di dalam Training ESQ.
Di antara 8 orang Mufti dan Timbalan (Wakil) Mufti yang sudah mengikuti Training ESQ, adalah Tan Sri (Dr) Hj. Harrussani bin Hj. Zakaria (Mufti Perak), Dato’ Hj. Hasssan bin Hj. Ahmad (Mufti Pulau Pinang), Dato’ Hj. Mohd Yusof bin Hj. Ahmad (Mufti Negeri Sembilan), Tuan Haji Kipli bin Haji Yasin (Mufti Sarawak), Dato’ Hj. Mohd Tahrir bin Dato’ Shamsudin (Mufti Johor), Dato’ Hj. Abd. Rahman bin Hj. Osman (Mufti Pahang), Dato’ Hj. Che Mohd Rahim bin Hj. Jusoh (Timbalan Mufti Kelantan), Tuan Syeikh Marwazi bin Dziyaudin (Timbalan Mufti Kedah),
Tripple One
Sebagaimana diberitakan di media ini sebelumnya, training Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) milik Ary Ginanjar Agustian dinilai sesat oleh Mufti Malaysia karena ajarannya dipandang banyak bertentangan dengan Islam.
Sebagaimana dikutip dari situs www.muftiwp.gov.my, Rabu (7/7), Fatwa Mufti Malaysia itu ditandatangani oleh Mufti wilayah persekutuan Malaysia, Datuk Hj. Wan Zahidi bin Wan Teh tanggal 10 Juni 2010.
Oleh Mufti Malaysia, ESQ dianggap ajaran yang dapat merusak akidah serta syariah Islam.
Ciri-cirinya, menurut Mufti Malaysia adalah, ESQ mendukung paham liberalisme, karena menafsirkan Al-Quran dan As-Sunnah secara bebas, mengajarkan ajaran seluruh agama adalah benar dan sama, dianggap menuduh para nabi mencapai kebenaran melalui pengalaman dan pencarian, dituduh mencampuradukan ajaran kerohanian bukan Islam dengan ajaran Islam.
Mufti juga melihat jika ESQ menekankan konsep ‘suara hati’ sebagai rujukan utama dalam menentukan baik buruk suatu perbuatan.
ESQ juga dianggap salah karena telah menjadikan logika sebagai rujukan, bukannya Al-Quran dan Hadis. Mukjizat juga tidak dipandang di ESQ karena bertentangan dengan keadaan zaman sekarang yang serba logik.
ESQ menyamakan bacaan Al-Fatiha sebanyak 17 kali oleh orang Islam dengan ajaran Bushido Jepang. ESQ dianggap telah menafsirkan makna kalimat syahadat dengan “tripple one”. Menurut Mufti, itu adalah tafsiran sesat.
Meski mendapat cap sesat Mufti Wilayah persekutuan Malaysia, ESQ mengaku, sampai saat ini, trainingnya di negeri jiran itu terus berlangsung. [ida/cha/hidayatullah.com]