Hidayatullah.com—Tindakan pemukim Israel yang menyerang Masjid Al-Anbiya di Tepi Barat dan membakar al-Quran, Senin (4/10) adalah bentuk menentang perundingan perdamaian Palestina.
Sebenarnya, serangan terhadap masjid yang terletak di Beit Fajjar, Tepi Barat, dekat pemukiman Israel Migdal Oz ini bukan kali pertama. Dalam satu tahun terakhir, sudah kali keempat warga Israel melakukan serangan terhadap masjid.
Selain itu, orang-orang Israel itu juga mencoret-coret dinding masjid dengan bahasa Ibrani. Demikian dilansir Al-Arabiya.net (4/10).
Di pintu masjid di desa Bait Fajar, sebelah selatan Betlehem, ditulis kalimat “Kami membakar masjid” dengan menggunakan bahasa Ibrani. Insiden itu terjadi di hari yang sama ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan agar semuanya tetap tenang supaya tidak merusak jalannya perundingan damai.
Orang-orang Israel itu membakar karpet masjid dengan menggunakan minyak tanah. Mereka juga membakar mushaf al-Qur’an, melukiskan lambang Bintang Daud di pintu masjid.
Warga Pelestina mengatakan bahwa pemukim Israellah yang menjadi dalang serangan tersebut.
Muhammad Hussein, Mufti Besar di al-Quds mengatakan, “Pesan dari pemukim Israel ini adalah untuk meneror rakyat Palestina.”
Ia juga menambahkan bahwa tindakan seperti itu tidak dapat meneror rakyat Palestina. Bahkan justru akan meningkatkan tekad mereka untuk mendapatkan semua hak-haknya.
Menurut Letnan Kolonel Ipovis Avital, juru bicara tentara Israel, peristiwa sejenis yang seperti ini sudah kali keempat terjadi sejak bulan Desember.
Tindakan pemukim Israel tersebut semakin memperumit usaha perdamaian yang dilakukan oleh Amerika Serikat. [sdz/aby/hidayatullah.com]