Hidayatullah.com—Minggu-minggu ini Girls Inc, sebuah organisasi perempuan akan sangat sibuk memulai menggalakkan kampanye antikehamilan dan antiseks di Sekolah Menengah Atas Frayser Memphis, negara bagian Tennessee, Amerika Serikat.
Aksi ini dilakukan setelah selama tahun 2010-2011, sekolah mengeluarkan data yang mengejutkan. Sebanyak hampir 90 siswi SMA Frayser usia 15-19 tahun kedapatan hamil dan melahirkan di luar nikah. Organisasi ini juga mengajarkan para siswi untuk menjawab ‘tidak’ jika ada lelaki yang mengajak mereka berhubungan seks.
Kampanye yang dinamakan “Jangan ada bayi!” ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para siswi maupun siswa mengenai bagaimana caranya mencegah dan menanggulangi kehamilan yang tidak direncanakan. Program ini menitikberatkan pada menanamkan keberanian kepada para siswi untuk berkata tidak untuk seks.
“Saat ini, siswi-siswi tidak tahu bagaimana berkata ‘tidak’, mereka berhubungan seks padahal mereka tidak mau, mereka hanya tidak tahu bagaimana berkata tidak,” ujar ketua penyelenggara dari organisasi non profit Girls Inc, Deborah Hester Harrison seperti dilansir dari laman Fox News, Jumat, 14 Januari 2011.
Pada kampanye ini, para guru-guru di SMA Frayser mempekerjakan pekerja sosial untuk mendampingi para siswa. Petugas sosial ini juga didukung oleh para orangtua murid.
Harrison mengatakan bahwa yang paling memprihatinkan lagi para siswi yang hamil tidak tahu cara mengatasi kehamilan.
“Banyak dari siswi-siswi ini tidak siap untuk menjadi orangtua yang efektif, dan hal itu berpengaruh terhadap perkembangan janin,” ujar Harrison.
Hal ini diamini oleh Dr Manny Alvarez dari universitas University Medical Center, New Jersey. Dia mengatakan bahwa kehamilan usia remaja rentan penyakit.
“Kehamilan remaja beresiko tinggi. Beberapa dari remaja ini beresiko besar mengalami kelahiran prematur, tekanan darah tinggi, dan seringkali harus operasi caesar, karena pinggulnya lebih kecil dari janin,” ujar Alvarez.
Bulan lalu, Departemen Kesehatan AS mengeluarkan data resmi yang menunjukkan pada 2009 terdapat 39 kehamilan dari 1.000 wanita usia 15-19 tahun. Angka ini meningkat 15 sampai 20 persen dari tahun-tahun sebelumnya.
Begitu tingginya angka kehamilan remaja di Memphis sehingga dikategorikan sebagai epidemi dan masalah gawat.
Memphis bukan sekolah pertama yang masuk kategori memiliki siswi dengan kehamilan tinggi. Sebelumnya, Oktober 2009, SMU Robeson di Chicago, dari 800 siswanya, ada sekitar 115 nya hamil. Jangan lupa, berita yang pernah menghebohkan, 17 remaja putri yang belum genap 17 tahun dan masih terdaftar sebagai siswi di Gloucester High School di negara bagian Massachusetts, AS menjalankan ide gila, hamil bersama.
Menariknya, ketika para LSM, intitusi sekolah dan para orangtua di Barat tidak menginginkan adanya kehamilan kalangan remaja mereka, hal yang paling utama dari sumber masalah, yakni seks bebas tak menjadi bagian yang diberantas. [viv/ct/msbc/cha/hidayatullah.com]