Hidayatullah.com–Aksi pemerintah Mesir yang memutus koneksi telepon dan internet malah membuat aksi protes bertambah besar. Hal itu dikatakan ahli kajian Timur Tengah dari Universitas Georgetown, Amerika Serikat, Prof. Adel Iskandar dalam wawancara dengan al-Jazeera, dini hari, 29/1.
Adel menjelaskan, dengan saluran internet, rakyat melakukan aksinya dengan memanfaatkan situs-situs jaringan sosial, seperti Facebook, dan Twitter.
“Namun, dengan putusnya koneksi internet malah membuat mereka berbondong-bondong memindahkan aksi protes ke jalan-jalan,” kata Adel.
Adel mengatakan langkah yang diambil pemerintah Mesir ini adalah gaya yang dipakai oleh pemerintah Korea Utara, bukan gaya Mesir. Dia menegaskan, menyuarakan pendapat atau protes melalui internet adalah hak asasi manusia.
Setelah berjam-jam demonstrasi di seluruh Mesir yang berlangsung setelah shalat Jumat kemarin, akhirnya Presiden Husni Mubarak muncul di televisi pemerintah kemarin malam waktu setempat. Mubarak mengatakan dia telah membubarkan parlemen namun dirinya menolak mundur dari jabatannya. *