Hidayatullah.com–Front Pembebasan Islam Moro (MILF) kembali mengadakan perundingan dengan pemerintah Manila di Kuala Lumpur pada hari Rabu setelah jeda selama 8 bulan.
Dalam pembicaraan dua hari itu, kedua pihak sepakat memperpanjang masa gencatan senjata selama 12 bulan, sebagaimana diusulkan oleh tim pemantau internasional yang dipimpin Malaysia.
Hari Kamis (10/2) sebagaimana dilansir Reuters, MILF mengatakan pihaknya menjamin bahwa kesepakatan apapun akan dihormati.
“Kami melakukan pertemuan sulit, tapi ada beberapa kemajuan,” kata kepala perunding MILF Mohaqder Iqbal. Dikatakan pula bahwa mereka membicarakan perpecahan di lingkungan kelompok pejuang.
“Kami memberitahu pemerintah tentang keputusan (komandan lapangan senior) Umbra Kato yang membentuk sebuah kelompok bersenjata dalam MILF dan memberitahu mereka akan kemajuan pembicaraan dengan kelompok baru tersebut. Kami tidak bisa membiarkan ada kelompok bersenjata lain yang beroperasi di dalam MILF,” jelas Iqbal.
Menurut Iqbal, Kato yang memimpin faksi sempalan MILF bernama Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro, hanya memiliki 100 pengikut. Sementara anggota MILF diperkirakan 11.000.
“Kami memiliki dukungan 99,9% dari komandan unit lapangan,” ujarnya.
Hari Senin kepala perunding pemerintah Manila menyampaikan kekhawatiran atas kelompok Kato yang mungkin akan mengganggu kesepakatan gencatan senjata.
Kepala perunding pemerintah Manila Marvic Leonen mengatakan kedua pihak akan bertemu kembali di Kuala Lumpur pada 29 dan 30 Maret.
Dalam pertemuan tersebut kelompok Muslim juga mengajukan rancangan usulan pembentukan sebuah negara bagian Muslim di bawah Republik Filipina, yang memungkinkan mereka mendapat kewenangan politik dan ekonomi yang lebih luas.*