Hidayatullah.com–Perdana Menteri (PM) Mesir Essam Sharaf meminta revisi semua kontrak yang terkait dengan ekspor gas alam ke luar negeri, terutama pada Zionis-Israel.
Sharaf mengatakan pada Rabu (13/4) bahwa revisi yang direncanakan Kairo akan menambah pendapatan Mesir tiga hingga empat miliar dolar.
Kesepakatan dengan Tel Aviv merupakan isu yang sangat kontroversial pada masa pemerintahan Presiden terguling Husni Mubarak.
Empat perusahaan Israel telah menandatangani perjanjian untuk mengimpor gas Mesir dengan kontrak 20 tahun. Perjanjian tersebut berulang kali diprotes di pengadilan Mesir karena tanpa konsultasi parlemen. Kubu-kubu oposisi telah lama mengeluh bahwa Mubarak menjual gas alam ke Israel dengan harga preferensial.
Sharaf juga akan bertemu dengan menteri energi Yordania untuk membahas kesepakatan gas dengan negaranya.
Kepala jaksa telah menerima bukti bahwa Mubarak dan Sameh Fahmi menjual gas alam ke Israel dan beberapa negara Barat dengan harga rendah. Namun, Fahmi mengatakan kepada penyidik bahwa ia hanya melaksanakan perintah Mubarak.
Tel Aviv akan sangat terpukul dengan keputusan Kairo yang sebelumnya memasok sekitar 40 persen kebutuhan gas Israel.
Jaksa Agung Mesir melaporkan Mesir mengalami kerugian sekitar 80 milyar EGP atau sekitar 14 milyar USD akibat kontrak-kontrak ekspor gas ke luar negeri yang telah disepakati.
Setiap harinya Mesir menghasilkan 6,3 milyar kubik gas, dengan mengekspor sebagian hasilnya ke Yordania dan Zionis Israel, di samping beberapa perundingan penjualan gas ke negara-negara lain.
Pada tahun 2005, Mesir menandatangai kesepakatan dengan Zionis Israel untuk mengekspor 1,7 milyar m2 gas ke Zionis Israel dalam kurun waktu 20 tahun, dengan harga antara 70 sen hingga 1,5 USD per 1 juta BTU. Sementara harga resmi Internasional adalah 2,65 USD per 1 juta BTU.
Pihak oposisi mesir sangat menentang penjualan gas untuk Zionis dengan harga yang jauh dari standar harga pasar.
Laporan sebelumnya mengatakan, Mubarak dan mantan menteri perminyakan telah dimintai keterangan karena menjual gas dengan harga murah kepada Israel.*