Hidayatullah.com–John Piper, seorang pendeta penginjil terkemuka di AS, mengatakan bahwa al-Qur`an bagi Muslim itu seperti Yesus bagi orang Kristen. Dan sikap Muslim saat al-Qur`an dibakar sangat berbeda dengan sikap umat Kristen yang tetap tenang saat melihat Yesus disalib.
Sebagaimana dilansir Christian Post Rabu pekan lalu (06/4), komentar Piper dalam blognya itu dikeluarkan di tengah merebaknya kemarahan rakyat Afghanistan atas insiden pembakaran al-Qur`an oleh pendeta asal Florida Terry Jones dan rekannya Wayne Sapp.
Christian Post menulis, media Amerika Serikat sengaja hanya sedikit meliput peristiwa pembakaran Qur`an itu, namun apa yang yang dilakukan pendeta Terry Jones kemudian menyebar luas lewat internet. Presiden Hamid Karzai mengecam aksi itu dan meminta agar pemerintah AS menuntut pihak yang bertanggungjawab. Delapan hari setelah pernyataan Karzai, aksi demo rakyat Afghanistan mengecam tindakan Terry Jones pun merebak.
Untuk menjelaskan sikap marah umat Islam atas insiden pembakaran al-Qur`an, Piper mengutip penjelasan yang ditulis oleh sarjana Inggris Andrew Walls, pendiri Pusat Studi Kristen di Dunia Non-Barat dalam bukunya “The Cross-Cultural Process in Christian History”.
Di buku itu dijelaskan bahwa al-Qur`an bagi umat Islam sepadan bukan dengan Bibel, melainkan dengan Yesus. Jadi membandingkannya bukan Qur`an dengan Bibel, atau Muhammad dengan Yesus. Orang harus melihat al-Qur`an bagi Muslim seperti melihat Yesus bagi orang Kristen.
Al-Qur`an tidak sama dengan Bibel. Ayat-ayat suci al-Qur`an selalu menggunakan bahasa asli seperti saat ia diturunkan, yaitu Arab. Sementara Bibel, ayatnya bisa dialihbahasakan.
Dengan demikian Piper menyimpulkan, “Pembakaran Qur`an itu paralel dengan penyaliban Kristus.”
Kata Piper, reaksi umat Islam yang marah atas aksi pembakaran al-Qur`an, sangat berbeda dengan sikap umat Kristen yang tetap tenang menghadapi peristiwa penyaliban Yesus.
Piper lantas menonjolkan ajaran Kristen tentang perdamaian. Meskipun Yesus disalib, Yesus mengecam kekerasan. Piper mengutip ayat-ayat Bibel yang menyebut bahwa Yesus menegur salah satu muridnya agar tidak menggunakan pedang (Matius 26:52), kemudian menyembuhkan telinga serdadu yang di potong oleh muridnya (Lukas 22:51), berdoa untuk pengampunan mereka yang membunuhnya [Yesus] (Lukas 23:34), dan mengajar murid-muridnya untuk mengasihi musuh mereka (Lukas 6:27).
Piper ingin menunjukkan bahwa umat Kristen lebih suka perdamaian sekalipun saat Yesus disalib, berbeda dengan umat Islam yang kerap beraksi keras saat simbol-simbol agamanya diusik. Hanya saja yang tidak dipahami Piper, persoalan kemarahan umat Islam bukanlah soal perdamaian atau tidak, namun semata-mata pelecehan terhadap al-Quran, di mana dalam Islam, Kitab Suci al-Quran simbol sangat dihormati dan disucikan.*