Hidayatullah.com–Kelompok oposisi Yaman hari Kamis (14/4) menolak usulan “transfer kekuasaan” yang diajukan oleh enam negara anggota GCC (Gulf Cooperation Council), dan memberi batas waktu dua pekan bagi Presiden Ali Abdullah Saleh untuk mengundurkan diri.
Batas waktu dua minggu itu menurut pemimpin kelompok oposisi Muhammad al-Mutawakkil adalah untuk mempercepat proses pelengseren Saleh. Sehingga mereka tidak perlu ke Riyadh untuk membicarakan lebih lanjut tentang solusi mengakhiri krisis politik di Yaman.
Pernyataan kelompok oposisi itu disampaikan menyusul pertemuan GCC pada hari Selasa lalu, yang membahas cara aman bagi Saleh untuk menyerahkan kekuasaannya. Namun GCC tidak menyebut secara pasti kapan Saleh harus mundur.
Saleh sendiri telah mengatakan bahwa ia bersedia menerima skenario pengunduran dirinya yang dibuat oleh GCC itu.
Menanggapi skenario GCC untuk Saleh, Mutawakkil berkata, “Tidak ada yang baru dari para duta besar GCC.”
Yaman berencana akan menggelar pemilu presiden tahun 2013, tapi ditolak oposisi.
Saleh pernah menawarkan agar tahun ini digelar pemilu parlemen dan presiden sebagai bagian dari reformasi politik, dan ia tetap menjabat presiden untuk memastikan bahwa transfer kekuasaan dilakukan dengan aman. Tapi kelompok oposisi yang ingin Saleh segera mundur, tidak setuju.*