Hidayatullah.com–Polusi udara merupakan ancaman bagi kesehatan sekitar 154 juta orang Amerika – atau lebih dari setengah penduduk AS, kata Asosiasi Paru-paru Amerika (ALA), Rabu (27/4).
Menurut ALA dalam laporan tahunan terhadap kualitas udara di seluruh Amerika Serikat, udara begitu tercemar di beberapa daerah yang sering berbahaya untuk bernapas.
Sekitar 48 persen warga AS tinggal di negara dengan asap (ozon) terlalu tinggi. 20 persen tinggal di daerah yang memiliki kecenderungan terlalu banyak polusi, dan enam persen tinggal di daerah dengan jelaga berbahaya (polusi partikel) sepanjang tahun.
Sekitar 17 juta orang Amerika hidup di daerah dengan terkena ketiga bahaya polusi udara tersebut, laporan mencatat.
Laporan itu mencatatkan California sebagai negara bagian yang paling tercemar, dengan penduduknya bernapas beberapa udara terburuk yang berbahaya.
Dibandingkan dengan negara-negara lain, California memiliki lebih banyak tempat tercemar, termasuk Los Angeles, Long Beach, Riverside, Bakersfield, dan Fresno, kata laporan itu.
Honolulu di Hawaii dan Santa Fe-Espanola di New Mexico adalah dua kota yang tidak memiliki hari-hari dengan tingkat asap dan jelaga mencapai rentang yang tidak sehat, menjadikan kota ini sebagai kota terbersih di negara bagiannya, kata laporan itu.
Penelitian ini memaparkan, polusi udara telah mengancam kesehatan manusia, tidak hanya paru-paru.
Pencemaran partikel kecil dapat mengendap jauh di dalam paru-paru dan memicu proses radang, yang dari waktu ke waktu dapat menyebar ke tempat lain di dalam tubuh dan merusak pembuluh darah dan jantung, kata Dr Norman Edelman, Direktur Medis ALA.
Pada hari-hari terdapat lonjakan tingkat asap, ada peningkatan penerimaan pasien di rumah sakit untuk gangguan penyakit pernapasan, serangan jantung, dan stroke, dalam dua atau tiga hari setelah itu, kata Michael Jerrett, seorang profesor ilmu kesehatan lingkungan di University of California, Berkeley School of Public Health.
Selain memberikan risiko jangka panjang dan jangka pendek, polusi juga dapat berkontribusi pada berat rendah pada bayi yang baru lahir, diabetes, penyakit jantung, serangan jantung, stroke, dan, akhirnya, masa hidup lebih pendek, kata Jerrett memperingatkan.*