Hidayatullah.com–Konsekuensi ekonomi yang disebabkan pandemi mulai mendorong Zionis ‘Israel’ defisit anggaran hingga 58,2 miliar shekels ($16,9 miliar) atau sekitar 244 Triliun rupiah, angka tertinggi dalam sejarah.
Menurut laporan Kementrian Keuangan, Defisit anggaran ‘Israel’ telah melebar menjadi 6,4 persen dari produk domestik bruto untuk 12 bulan yang berakhir 30 Juni 2020, naik dari 6 persen pada akhir Mei.
Menurut The Globes, diperkirakan pada akhir tahun 2020, defisit bisa mencapai antara 10-11 persen.
Setelah lonjakan baru dalam kasus Covid-19 selama akhir pekan, Bank ‘Israel’ mengatakan berencana untuk membeli utang perusahaan untuk pertama kalinya.
Bank sentral ‘Israel’ itu mengatakan akan membeli obligasi korporasi senilai 15 miliar shekel ($4,3 miliar), dengan tujuan mengurangi biaya pinjaman untuk perusahaan dan membuat lebih banyak kredit tersedia bagi perekonomian, lapor Bloomberg.
“Pada diskusi tingkat bunga sebelumnya, kami berharap bahwa pada awal Juli sebagian besar kegiatan ekonomi akan kembali normal. Saat ini, tampaknya bahwa situasi kesehatan menjadi semakin parah dan bahwa risiko kemunduran tambahan dalam situasi ekonomi telah meningkat, ”kata gubernur bank, Amir Yaron, pada konferensi pers setelah keputusan tersebut.
Kementerian Keuangan menambahkan bahwa pada akhir Juni telah menghabiskan 47 persen dari paket penyelamatan ekonomi 10 miliar shekel ($ 2,9 miliar) yang dijanjikannya.