Hidayatullah.com–Masalah sosial terkait pekerja rumah tangga (PRT) tidak hanya menghantui Arab Saudi. Tetangganya, Kuwait, merasa jumlah pekerja sektor informal yang tinggi menjadi bom waktu yang tiba-tiba bisa meledak kapan saja.
Menurut data Kementerian Dalam Negeri Kuwait, di negara berpenduduk 3,3 juta jiwa itu terdapat 576.000 orang asing yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
“Angka ini benar-benar merupakan bom waktu,” kata seorang pejabat di Kemendagri Kuwait yang tidak menyebutkan namanya kepada harian Al Watan, awal pekan ini.
Beberapa pejabat di Dewan Kerjasama Teluk telah memperingatakan tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh budaya dan bahasa yang berbeda terhadap anak-anak warga pribumi, akibat tingginya jumlah pembantu rumah tangga yang bekerja di kediaman penduduk setempat.
Kuwait juga menghadapi masalah sosial seperti negara Teluk lain yang banyak mengambil tenaga kerja asing untuk menjadi pembantu rumah tangga. Sebagian besar PRT di Kuwait berasal dari negara-negara Asia.*