Hidayatullah.com–Polisi Zionis Israel hanya sebentar menahan dalam sel seorang rabi yang seharusnya ditanyai soal dukungannya atas sebuah buku yang menganjurkan pembunuhan orang-orang non-Yahudi.
Sebagaimana dilansir situs berita Israel Ynet, Ahad (03/7), polisi hanya menahan rabi Yakoov Yosef kurang dari 30 menit, sebelum akhirnya ia dibebaskan setelah membayar uang jaminan.
Padahal putra tokoh spiritual Partai Shas, rabi Ovadia Yosef, itu justru ditahan karena tidak memenuhi panggilan polisi untuk diinterogasi terkait masalah buku rasis sejawatnya. Yaakov Yosef juga menolak untuk memjawab pertanyaan polisi dan memberikan cap sidik jari.
Hari Ahad pagi, demonstran membakar ban di Al Quds dan tiga orang memblokir jalur trem, sebagai aksi protes atas penangkapan Yaakov Yosef. Rabi itu juga menyatakan bahwa akan ada demonstrasi massa terkait penahanan dirinya.
Sebelumnya juga ada protes penangkapan rabi Dov Lior, yang juga mendukung pembunuhan rasis, di Al Quds. Menurut polisi Lior ditangkap karena menolak panggilan interogasi.
Rabi Yaakov Yosef dan Dov Lior sama-sama mendukung penuh buku “The King’s Torah” yang ditulis oleh rabi Yosef Elitzur dan seorang rabi lainnya. Dalam buku itu Elitzur menulis bahwa bayi dan anak-anak dari musuh Israel boleh dibunuh, karena “sangat jelas mereka akan mencelakai kita [Yahudi].”
Ditulis pula dalam buku itu bahwa orang-orang selain Yahudi “sifat aslinya adalah tidak memiliki welas asih” dan menyerang mereka merupakan tindakan untuk “mengekang kecenderung mereka yang jahat.” Di mana pun, ketika orang-orang non-Yahudi itu membahayakan Israel, maka mereka boleh dibunuh, tulis buku itu.
Bulan Agustus 2010, Yosef Elitzur ditangkap dengan tuduhan memicu tindak kekerasan. Tapi hanya beberapa hari kemudian pengadilan membebaskannya karena menganggap polisi tidak bertugas sesuai prosedur.*