Hidayatullah.com–Tiga dari organisasi Islam itu dianataranya adalah Hizbul Tehreer, sebuah organisasi Islam yang memiliki cabang dan jaringan di beberapa negara termasuk di Inggris, Jamiat-ul Ansar dan Jamiat-ul Furqan.
Larangan pemerintah Pakistan ini merupakan tindakan kedua kali setelah minggu lalu, tiga organisasi Islam dibekukan meski telah merubah namanya.
Para pejabat setempat memperkirakan, setelah kejadian ini, masih akan banyak lagi organisasi Islam akan segera dibekukan.
Pemerintah setempat tidak menyebutkan alasan khusus mengapa beberapa kelompok organisasi Islam ini dilarang. Namun seperti di kutip harian , Menteri Dalam Negeri Pakistan dalam pernyataannya menyatakan kebijakannya ini sebagai dampak dari penerapan dan pemberlakuan undang-undang Anti-terorisme.
Minggu lalu pemerintah Pakistan telah menjatuhkan larangan terhadap tiga organisasi Islam beberapa hari setelah Dubes AS untuk Pakistan Nancy Powell menyampaikan keprihatinannya atas kemunculan organisasi-organisasi itu.
Abdul Jabbar–pemimpin Jamiat-ul Furqan, juga dikenal sebagai Tanzeem-ul Furqan, yang oleh pemerintah setempat dikait-kaikan dengan terbunuhnya wartawan AS, Daniel Pearl, pada 2002.
Sejak kudeta militer dan penggulingan Perdana Menteri Nawaz Sharif oleh Pervez Musharraf tahun 1999, Pakistan hubungan Pakistan-Amerika sempat kurang hangat akibat isolasi internasional terhadap Islamabad.
Tapi kemesraan Gedung Putih dengan Islamabad kembali sangat mesrah setelah kejadian 11 September 2001.
Tahun 2002 dalam pertemuannya dengan Presiden George W Bush di Gedung Putih, Pervez Musharraf menekankan beberapa ciri khas yang menurutnya mewarnai hubungan negaranya dengan Amerika Serikat dalam 50 tahun terakhir.
“Lebih dari 50 tahun hubungan antara Pakistan dan Amerika Serikat diwarnai dengan persahabatan bermacam-macam segi dan abadi,” ucapnya ketika itu.
Meski sebelumnya hubungan kedua negara itu kurang mesrah akibat kudeta militer Musharraf di Pakistan tahun 1999, menggulingkan Perdana Menteri Nawaz Sharif, tetapi, isolasi internasional ini berubah setelah serangan 11 September di New York.
Sejak kudeta militer Musharraf tahun 1999 atas Washington memulai berbaik hati tatkala punya kepentingan militer di Afganistan guna menghabisi Taliban dan Saddam Hussein.
Dalam sebuah pidatonya di Senat dan Kongres Pebruari 2002, Washington menjanjikan dukungan ekonomi, dan tidak ada lagi mengkritik Islamabad mengenai program senjata nuklir Musharraf bahkan mendukung pasukan militernya untuk menyerang Iraq di bawah pasukan Amerika Serikat. (bbc/rts/cha)