Hidayatullah.com–Sekitar 2.000 orang Yordania berdemonstrasi di luar Masjid Kaluti di kawasan Rabia, Kamis malam (15/9), menuntut ditutupnya Kedutaan Israel di ibukota Amman.
Para pengunjuk rasa yang kebanyakan berasal dari kelompok Islam, serikat dagang dan Pan Arab, meneriakkan slogan sambil mengusung plakat mendesak pemerintah untuk membatalkan perjanjian damai dengan Zionis pada tahun 1994.
Sebelumnya para aktivis mengajak satu juta rakyat Yordania untuk turut serta dalam unjuk rasa itu lewat situs jejaring sosial Facebook. Namun, upaya mengumpulkan massa dalam jumlah besar itu gagal, karena pihak keamanan mengambil tindakan pencegahan.
Para pengunjuk rasa menentang Zionis Israel yang berupaya mengusir Palestina ke tanah Yordania dan bukan membiarkannya tetap di Tepi Barat atau Jalur Gaza. Mereka berteriak, “Tidak ada kampung halaman alternatif, kami akan membakar Israel.”
“Sentimen anti-Israel semakin meningkat di negara ini karena kejahatan Israel di Palestina dan di tempat lain,” kata Hamzah Mansur, sekretaris jenderal Front Aksi Islam, kelompok oposisi besar di Yordania.
“Rakyat Yordania menentang normalisasi hubungan dengan musuh ini (Israel),” katanya.
Menanggapi keputusan Israel untuk mengevakuasi kedutaannya di Amman, Mansur mengatakan, “Musuh ini, Zionis, merasa semakin terisolasi akibat revolusi Arab.”
“Israel juga merasa eksistensinya tidak lagi aman dan stabil, khususnya setelah apa yang terjadi di Karo pekan lalu,” imbuh Mansur, merujuk pada aksi demonstrasi yang menyerang Kedutaan Israel di Kairo.*