Hidayatullah.com–Pimpinan kelompok jaringan Haqqani, Siraj Haqqani, mengatakan tidak bertanggung jawab atas pembunuhan mantan Presiden Afghanistan, Burhanuddin Rabbani.
Pernyataan Haqqani ini menjawab sederet pertanyaan tertulis yang diberikan BBC. Karena alasan keamanan maka wawancara langsung tidak bisa dilakukan namun BBC memastikan suara yang diterima adalah benar milik Siraj Haqqani.
“Kami tidak membunuh Burhanuddin Rabbani dan pernyataan ini sudah diulang berkali-kali oleh Emirat Islam,” kata Siraj Haqqani, seperti laporan BBC Senin (03/10/2011).
Emirat Islam yang dimaksud Haqqani adalah nama baru Afghanistan yang diberikan Taliban saat menguasai negeri itu pada 1996.
Meski membantah dalangi pembunuhan Burhanuddin Rabbani, namun Haqqani mengakui mendalangi sejumlah serangan terhadap Kedutaan Amerika Serikat, markas NATO dan target-target lain di ibukota Kabul.
Mengenai tudingan soal kedekatan Haqqani dengan ISI, dia mengatakan di masa pendudukan Uni Soviet pada dekade 1980-an, para pejuang Mujahidin melakukan hubungan dengan badan intelijen Pakistan dan negara-negara lain.
“Namun, setelah Amerika Serikat menginvasi Afghanistan tidak ada lagi kontak dengan intelijen asing yang efektif bagi kami,” kata Haqqani.
Haqqani menambahkan kelompoknya kerap dihubungi badan intelijen dari negara Islam dan non-Islam, termasuk Amerika Serikat.
“Mereka meminta kami untuk meninggalkan jihad dan membantu pemerintahan saat ini,” tambah Haqqani.
Dia menegaskan berbagai tudingan soal kedekatan Haqqani dan ISI adalah upaya menyembunyikan kegagalan mereka dan untuk membingungkan masyarakat.
Burhanuddin Rabbani terbunuh di Kabul, 20 September lalu saat bertemu dengan seorang laki-laki yang mengaku membawa pesan penting dari kelompok Taliban.
Saat pertemuan terjadi, laki-laki itu meledakkan bom yang disimpan di dalam sorbannya.*