Hidayatullah.com–Baru pekan lalu Kedutaan Besar AS di Damaskus pamer demokrasi ala Amerika kepada Suriah, dengan menunjukkan bahwa polisi AS tidak menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa, kini justru kenyataannya polisi AS diprotes karena menggunakan kekerasan.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, massa bergerak menuju kantor Kepolisian New York pada hari Selasa (18/10/2011), menuduh sebagian polisi menggunakan kekuatan berlebih saat melakukan penangkapan atas para demonstran dalam kurun waktu satu bulan ini.
Hampir 1.000 orang telah ditangkap dan polisi menggunakan penyemprot lada untuk menghalau kerumunan orang yang melakukan unjuk rasa “Duduki Wall Street” di Taman Manhattan Bawah sejak 17 September lalu.
“Mereka menelikung saya,” kata Zach Welch, 24, asal Rochester, saat dirinya berdemo di depan sebuah bank di New York. “Mereka menginjak saya. Mereka membenturkan tangan saya ke mobil van … mereka menuntut saya karena melawan saat ditangkap,” paparnya.
Welch ikut serta dalam demonstrasi di depan kantor Kejaksaan Distrik Manhattan pada hari Selasa kemarin..
Sementara Milo Gonzales, 24, sambil memegang kertas bertandatangan bertuliskan “Akhiri Kekerasan NYPD” dengan satu tangan, berteriak kepada pengunjuk rasa lainnya. “Saya ingin mengangkat ini dengan dua tangan. Tapi saya tidak bisa.”
Dia menuding polisi merusak tendon di lengannya saat melakukan penangkapan pada 24 September lalu. Gonzales mengatakan, dirinya ditangkap lagi saat berjalan melintasi Jembatan Brooklyn.
Di New York, lebih dari 700 orang ditangkap pada 2 Oktober saat melakukan aksi jalan melintasi Jembatan Brooklyn. Sekitar 92 orang ditahan pada hari Sabtu, karena tindakan sepele.
“Sejauh ini kami telah menerima sekitar 500 penangkapan dari NYPD,” kata Cyrus Vane dari Kejaksaan Distrik Manhattan, Selasa (18/10/2011). Ia tidak menjelaskan apakah ada anggota polisi yang diselidiki terkait tindak kekerasan yang mereka lakukan terhadap para pemrotes.
Kepolisian New York juga menolak untuk berkomentar tentang masalah itu, lapor Reuters.*