Hidayatullah.com–Angkatan Udara Amerika Serikat secara diam-diam menerbangkan pesawat-pesawat tak berawak (drone) miliknya dari lapangan udara sipil di selatan Ethiopia, guna menggempur kelompok perlawanan di Somalia dan Yaman. Demikian Washington Post melaporkan, Ahad (30/10/2011).
Menurut Washington Post, Amerika Serikat menginvestasikan jutaan dolar guna meningkatkan fasilitas lapangan udara di Arba Minch, tempat di mana sejumlah pesawat tak berawak Reaper diparkir. Reaper memiliki kemampuan terbang sambil membawa rudal-rudal Hellfire dan bom-bom yang dipandu satelit.
Pentagon mengatakan, pesawat tersebut hanya dipakai untuk mengumpulkan informasi intelijen dan tidak akan digunakan untuk melancarkan serangan mematikan.
Sementara itu, pemerintah Ethiopia menyangkal adanya pangkalan militer asing di wilayahnya. Namun, jumlah personel militer AS dan tentara bayaran di kota kecil berpenduduk 70.000, Arba Minch, terlihat semakin banyak.
Reaper memiliki kemampuan jelajah sekitar 1.795 kilometer. Arba Minch terletak 480 kilometer dari ibukota Addis Ababa.
Akhir September kemarin, pesawat pengintai tanpa awak milik Amerika Serikat jatuh di kota Kismayu, wilayah selatan Somalia. Kabar itu disampaikan oleh seorang pejabat dari kelompok pejuang Al Shabab dan warga setempat.
Peristiwa yang terjadi, seiring dengan laporan warga masyarakat yang mengatakan bahwa pesawat tanpa awak belakangan sering berterbangan memata-matai penduduk Kismayu.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Nairobi, sebgaimana dilansir Reuters (26/09/2011), menolak untuk memberikan komentar tentang hal itu.
Washington Post pertengahan September kemarin melaporkan bahwa Amerika Serikat membangun sejumlah pangkalan rahasia untuk menjadi basis dari pesawat-pesawat tanpa awaknya di wilayah Tanduk Afrika (Afrika Timur) dan Semenanjung Arab.
Washington menerbangkan pesawat-pesawat tanpa awaknya ke wilayah Somalia dan Yaman dari pangkalan mereka yang berada di Djibouti.
Kawat-kawat diplomatik rahasia milik Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa pesawat tanpa awak mereka melakukan serangan ke Somalia dari negara kepulauan di Samudera Hindia, Seychelles.*