Hidayatullah.com–Jacques Delors, salah satu dari arsitek mata uang euro, mengatakan bahwa zona euro memiliki kelemahan sejak awal dan kesenjangan antara pusat kekuasaan untuk mengkoordinasikan kebijakan ekonomi mengijinkan sejumlah anggota untuk meningkatkan utang.
Pernyataan itu disampaikan dalam wawancaranya dengan Daily Teegraph, ditengah meningkatnya keraguan terhadap kelangsungan zona euro. Demikian tulis BBC (03/12/2011).
Delors mengatakan akar krisis utang bukan hanya dari ide mata uang tunggal itu saja, tetapi dari sebuah “kegagalan dalam pelaksanaan” oleh pemimpin politik yang mengawasi peluncurannya.
Dia mengatakan mereka menutup mata terhadap kelemahan fundamental dan ketidakseimbangan ekonomi negara anggota.
“Menteri keuangan tidak ingin melihat sesuatu yang tidak menyenangkan yang akan memaksa mereka menyelesaikannya,” kata pria asal Prancis berusia 86 tahun ini.
Delors, yang menjabat kepala Komisi Eropa sejak tahun 1985 sampai 1995 dan menjalankan peran penting dalam proses peluncuran euro, bersikeras mengatakan bahwa seluruh negara Eropa memiliki kesalahan dalam krisis utang – yang memicu kekhawatiran terhadap keberlangsungan euro.
“Setiap orang harus menguji hati nurani mereka,” katanya.
Dia menambahkan reaksi dari pemimpin Uni Eropa dalam masalah ini “terlalu sedikit, dan sedikit terlambat”.
Secara terpisah Delors mengidentifikasikan “sebuah kombinasi dari sikap keras kepala Jerman terhadap ide kontrol moneter, dan tidak adanya visi yang jelas dari negara-negara lain”.
Wartawan BBC Chris Morris di Brussels mengatakan komentar itu muncul di masa kritis zona euro.
Jumat (02/12/2011), Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Eropa bekerja untuk mengatur sebuah “penyatuan fiskal”, dalam upaya untuk menentukan anggaran oleh anggota.
Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy telah meminta agar Uni Eropa mengubah perjanjian.
Kedua pemimpin ini akan bertemu pada Senin depan, untuk menyetujui proposal bersama untuk diajukan dalam pertemuan pemimpin Eropa, pekan depan.*