Hidayatullah.com–Pemilu tahap pertama di Mesir sudah usai. Dari hasil perhitungan suara, tercatat partai dari kelompok Islam yang memenangkan pemilu tahap pertama tersebut, yaitu Partai Kebebasan dan Keadilan dari Al Ikhwan al Muslimun dan Partai An Nur dari Salafy Mesir. Kedua partai ini berhasil meraih suara lebih dari 60%.
Namun di sisi lain, ternyata timbul ketakutan-ketakutan seandainya kelompok Islam inilah yang kelak menguasai parlemen. Karena bisa jadi konstitusi Mesir yang ada sekarang ini akan dirombak secara total. Oleh karena itulah, Dewan Militer membentuk Dewan Penasehat, dan memberikan wewenang untuk ikut campur dalam pembentukan konstitusi.
Salah satu ketakutan-ketakutan dari perubahan konstitusi itu adalah pada sektor pariwisata Mesir.
Beberapa hari lalu, stasiun televisi France 24 pernah mengangkat ketakutan ini. Sebagian rakyat Mesir takut akan menurunnya pendapatan dari sektor pariwisata jika konstitusi negara dirubah berdasarkan asas agama Islam.
Perlu dicatat, pemasukan devisa negara Mesir utama adalah di sektor pariwisata. Dan setidaknya, sebanyak 20 juta rakyat Mesir menggantungkan hidup serta pendapatannya di sektor ini. Ini mengingat Mesir merupakan salah satu tujuan wisata yang banyak dilirik turis-turis mancanegara, terutama sekali untuk wisata sejarah.
Mengenai ketakutan ini, hidayatullah.com sempat mewawancarai Hazim Atho, salah satu pemandu wisata yang bekerja di Museum Kairo.
Menurut Hazim, kelompok Islam tidak banyak memahami soal undang-undang. Yang justru banyak tahu tentang undang-undang adalah kelompok sekuler. Hal ini menjadi ketakutanya sendiri akan bentuk konstitusi Mesir ke depan.
“Kelompok Islam, apalagi Salafy, tidak mengerti tentang konstitusi. Yang mengerti konstitusi adalah orang-orang sekuler,” klaim Hazim.
Lebih lanjut, Hazim juga takut jika konstitusi Mesir nanti dirubah berdasarkan agama Islam, sektor pariwisata yang tersisa hanyalah wisata sejarah Islam saja.
“Kelompok Islam, khususnya Salafy, memandang patung-patung peninggalan zaman Mesir Kuno itu sebagai berhala yang diharamkan. Maka bisa jadi jika kelompok Islam mengubah konstitusi, sektor pariwisata yang tersisa di Mesir hanyalah masjid-masjid dan peninggalan sejarah Islam,” tambahnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mereka mengklaim, daerah pariwisata seperti Syarm El-Syeikh juga ikut terancam jika nantinya konstitusi dirombak menjadi lebih Islami.
Syarm El-Syeikh adalah daerah resort dan wisata bahari, seperti halnya Bali. Turis-turis mancanegara, selain menikmati wisata sejarah di Mesir, tentunya juga tidak ingin melewatkan waktu bersantai dan bersenang-senangnya mereka di Syarm El-Syeikh atau wisata bahari lainnya.*