Hidayatullah.com—Seorang anggota parlemen Rusia, Vladislav Reznik, dan 17 orang lainnya dihadapkan ke meja hijau di Madrid dengan tuduhan pencucian uang berskala besar.
Bos geng Gennady Petrov dan Alexander Malyshev masih buron dan diyakini berada di Rusia, lapor BBC Senin (19/2/2018).
Sebagian terdakwa diduga memiliki koneksi dengan pemerintah Rusia.
Reznik mengatakan dirinya hadir di persidangan untuk membuktikan jika dirinya tidak bersalah.
Lima warga Spanyol juga duduk di kursi terdakwa dengan tuduhan membantu penjahat-penjahat asal Rusia.
Kasus berawal tahun 2008, ketika polisi Spanyol melakukan Operasi Troika, yang menghasilkan penangkapan atas 20 tersangka mafia Rusia.
Reznik, yang istrinya Diana Gindin juga diadili, sebelumnya pernah menjabat ketua komite pasar finansial di parlemen Rusia. Dia adalah anggota Partai Rusia Bersatu, yang loyal kepada Presiden Vladimir Putin.
Kegiatan pencucian uang gengster-gengster Rusia di Spanyol konon sudah berlangsung sejak tahun 1990-an, ketika orang-orang kaya Rusia membeli vila-vila mewah di kawasan Costa del Sol dan Kepulauan Balears.
Kejaksaan Spanyol meyakini lebih dari 50 juta euro ($62 juta) uang mafia Rusia dicuci oleh geng bernana Tambovskaya-Malyshevskaya yang berbasis di St Petersburg. Jaksa menuntut hukuman penjara 5 tahun 6 bulan untuk sebagian besar terdakwa dan denda sampai 100 juta euro.
Jaksa mendasarkan sebagian dakwaannya pada hasil penyadapan telepon berisi pembicaraan antara para tersangka dengan bos-bos mafia.
Salah satu terdakwa, Mikhail Rebo, sudah membuat kesepakatan dengan jaksa, di mana dia mengaku bersalah dengan imbal balik pengurangan masa kurungan menjadi dua tahun dan denda 1,6 juta euro.
Gennady Petrov sebenarnya sudah ditangkap polisi Spanyol pada tahun 2008, tetapi kabur kembali ke Rusia.
Salah satu terdakwa warga Spanyol, Antonio Fortuny, dituduh membuat sebuah perusahaan abal-abal yang dipakai untuk menyalurkan uang-uang mafia ke rekening-rekening di luar negeri.
Mantan agen intelijen Rusia Alexander Litvinenko, yang meninggal karena diracun di London dengan zat radioaktif polonium-210 tahun 2006, membantu aparatur Spanyol membongkar kejahatan terorganisir orang-orang Rusia. Aktivitasnya di Spanyol itu terungkap dalam penyelidikan resmi pemerintah Inggris atas kematiannya.*