Hidayatullah.com–Museum Elysee membatalkan acara kompetisi seni, setelah sponsornya Lacoste, melakukan diskriminasi atas seorang peserta asal Palestina.
Lacoste, salah satu perusahaan pembuat pakaian mahal, menilai karya fotografer kelahiran Yerusalem, Larissa Sansour, “terlalu pro-Palestina.”
Juri rencananya akan memberikan hadiah senilai USD 32.000 kepada pemenang dari delapan kandidat yang ada pada Januari mendatang. Namun pihak Museum Elysee di Lausanne, Swiss, membatalkannya karena sikap diskriminatif Lacoste yang ingin mengeluarkan karya Sansour dari penilaian juri.
“Keinginan rekan swasta kami untuk mengeluarkan Larissa Sansour, salah satu kandidat kompetisi, di luar keputusan Museum Elysee,” kata pihak penyelenggara dalam pernyataannya, dikutip AFP (21/12/2011).
Museum Elysee menegaskan kembali komitmennya terhadap kebebasan berekspresi.
Larissa Sansour menyatakan kekecewaannya yang mendalam, sebab ia justru didepak dari kompetisi itu oleh perusahaan yang mengundangnya untuk ikut berpartisipasi dari awal.
Karya-karya foto berjudul “Nation Estate” yang ditampilkan Sansour dalam kompetisi bertajuk “Joie de Vivre” sukacita dalam kehidupan, merupakan gambaran dari kebangkitan rakyat Palestina dari puing-puing proses perdamaian, seiring dengan upaya mereka mencari pengakuan sebagai negara di Perserikatan Bangsa-Bangsa belum lama ini.
Namun karya itu, meskipun tidak terang-terangan anti-Israel, dinilai oleh Lacoste terlalu pro-Palestina.
“Prasangka dan sensor Lacoste memberikan cacat pada gagasan keterlibatan perusahaan dalam seni. Dan itu sangat mengkhawatirkan,” kata Sansour.*