Hidayatullah.com—Abu Qatadah, warga Yordania yan disebut-sebut sebagai tangan kanan Usamah bin Ladin di Eropa, hari Senin (13/02/2012) dibebaskan dari tahanan di Inggris.
Dibebaskan dari penjara berpenjagaan super ketat Long Lartin di Worcestershire, England tengah, Abu Qatadah dikenai jam malam di rumahnya selama 22 jam perhari.
Abu Qatadah divonis secara in absentia tanpa ada kesempatan untuk membela diri dalam kasus rencana pemboman tahun 1999 dan 2000 di Inggris. Jika dideportasi ke Yordania, maka dia akan menghadapi pengadilan ulang di negara asalnya itu.
Menjelang pembebasannya dari penjara, kementerian dalam negeri mengatakan bahwa dikeluarkannya Abu Qatadah dari penjara membuka jalan untuk dilakukannya deportasi.
Namun, Pengadilan HAM Eropa menetapkan bahwa Inggris tidak dapat mendeportasi warga Yordania itu, karena bukti-bukti yang dipakai untuk mengadilinya kemungkinan didapat lewat penyiksaan.
“Semua orang bersatu menginginkan pria ini dideportasi,” kata seorang jurubicara kemenerian dalam negeri kepada AFP dan dikutip Alarabiya (14/02/2012).
Walaupun dikeluarkan dari penjara, Abu Qatadah tidak bebas berkeliaran. Ia hanya diperbolehkan keluar rumah dua kali satu jam setiap harinya, dia tidak boleh mengunjungi masjid, serta dilarang menggunakan telepon dan internet.
Abu Qatadah yang dicap sebagai dai radikal juga tidak diperbolehkan menjadi imam shalat, memberikan ceramah, mempublikasikan artikel, berdakwah serta memberika nasehat atau perintah keagamaan.
Dia diwajibkan memakai alat pemantau elektronik. Orang di luar keluarga yang ingin mengunjunginya harus diperiksa terlebih dahulu oleh petugas keamanan.
Abu Qatadah yang juga dikenal dengan nama Umar Utsman (Omar Othman), tiba di Inggris tahun 1993 dan berusaha mendapatkan suaka. Selama lebih dari enam tahun dia berjuang melawan ekstradisi atas dirinya.
Selama menetap di Inggris, Abu Qatadah tidak memiliki catatan kejahatan.
Seorang hakim Spanyol menyebut pria berdarah Yordania-Palestina itu sebagai pembantu kunci Usamah bin Ladin di Eropa.*