Hidayatullah.com–PM Israel Benjamin Netanyahu hari Ahad (31/05/2015) memperingatkan bahwa Israel menghadapi “kampanye internasional yang menjelekkan zionis-Israel. Menurutnya, kampanye boikot bertujuan mendelegitimasi penjajah Israel.
Netanyahu mengatakan kampanye itu tidak menargetkan kebijakan-kebijakan Israel terkait Palestina tetapi “berusaha menyangkal hak sesungguhnya bagi Israel untuk tinggal di sini,” ujarnya dikutip Voice of America.
Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya hari Ahad (31/05/2015) bahwa Israel secara tidak proposional dikucilkan oleh masyarakat internasional.
Masyarakat dunia ini kebanyakan bungkam mengenai negara-negara yang melakukan pelanggaran HAM serius, sementara mereka memprotes Israel, katanya.
Netanyahu juga memperingatkan, meskipun upaya Palestina mengeluarkan Israel dari partisipasi dalam sepakbola dunia pada akhir pekan ini telah digagalkan, upaya-upaya lainnya untuk memboikot Israel masih dilanjutkan.
Palestina meningkatkan kampanye mereka untuk memboikot Israel dan produk-produk buatan Israel setelah perundingan perdamaian gagal tahun lalu.
Keberhasilan BDS
Penjajah Israel terus cemas dengan aksi boikot. Salah satunya yang diprakarsai oleh gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) tahun 2015 yang makin membesar bak bola salju dan diikuti para pesohor dan tokoh politik dunia.
Dalam kampanye boikot BDS beberapa organisasi Palestina, termasuk serikat dan asosiasi pembela HAM menyerukan masyarakat dunia menerapkan pembatasan ekonomi dan politik terhadap Israel.
BDS pernah mengeluarkan laporan aksi ini telah merugikan Israel hingga US$30 juta atau lebih dari Rp355 miliar.
Gara-gara aksi ini, kabarnya perusahaan investasi Soros, Soros Fund Management dilaporkan menarik saham mereka di SodaStream International Ltd, perusahaan yang punya pabrik utama di Tepi Barat, demikian dikutip The National.*