Hidayatullah.com–Partai Salafy Mesir telah memecat seorang anggota partainya dari jabatannya di sebagai anggota parlemen, setelah ketahuan melakukan bedah hidung (rhinoplasty) untuk menutupi bekas operasi pada hidungnya.
Anwar al-Balkimy mengaku bahwa dirinya pernah dirampok dan dipukuli di jalan raya saat melintasi gurun antara Kairo dan Alexandria, serta kehilangan uang 100.000 pound Mesir.
Dilansir Al Arabiya (05/03/2012), kantor berita pemerintah Mesir MENA mengkonfirmasi bahwa ada sejumlah pria bersenjata dan bertopeng menyerang al-Balkimy.
Kepada MENA, al-Balkimy menceritakan bahwa para perampok menghentikan mobil dan mencuri uangnya. Mereka ingin agar al-Balkimy keluar dari mobil, namun karena menolak, maka mereka pun memukulinya.
Awalnya, Partai An-Nur mendukung berita itu dan lewat status di laman Facebook, mereka mengatakan bahwa Balkimy menjalankan operasinya di Rumah Sakit Syeikh Zayid.
Seiring dengan bermunculannya bukti-bukti baru, partai Salafy itu kemudian memutuskan sikap yang bertolak belakang.
“Keputusan pemberhentiannya dibuat berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan pihak penuntut dalam masalah ini. Dan anggota parlemen itu (al-Balkimy) bebas untuk mengundurkan diri dari Dewan Perwkilan Rakyat, atau jika tidak maka otoritas di parlemen yang akan memutuskan,” kata jurubicara Partai An-Nur Nadir Bakkar.
Operasi membentuk hidung (rhinoplasty) lebih dikenal sebagai salah satu bentuk operasi plastik kosmetik. Banyak orang yang tidak puas dengan bentuk hidung mereka berani mengambil resiko melakukan operasi tersebut.
Seorang dokter di sebuah rumah sakit bedah kosmetik di Kairo dikabarkan melapor kepada pihak berwenang, setelah al-Balkimy bersikeras minta pulang usai operasi tanpa menyelesaikan urusannya dengan pihak rumah sakit.
Laporan itulah kemudian yang akhirnya membawa kepada penyelidikan lebih lanjut atas operasi bedah kosmetik hidung yang dilakukan al-Balkimy.*