Hidayatullah.com–Presiden Amerika Serikat Barack Obama menelepon rekannya Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk menyampaikan duka cita terkait 16 warga sipil negeri itu yang tewas ditembak seorang prajurit AS.
“Insiden ini sangat tragis dan mengejutkan dan tidak mencerminkan karakter dan rasa hormat militer serta pemerintah AS kepada rakyat Afghanistan,” kata Obama dikutip BBC, Senin (12/03/2012).
Tak hanya Presiden Obama yang menyatakan duka dan langsung menghubungi Presiden Karzai. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta juga melakukan hal yang sama.
Kepada Presiden Karzai Panetta mengatakan penyelidikan soal insiden berdarah itu sudah berlangsung.
Presiden Karzai mengutuk kejadian tersebut dan meminta segera dilakukan penyelidikan mendalam terkait insiden mengerikan tersebut.
Sebelumnya, Komandan pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) Jenderal John R Allen menegaskan para pejabat AS akan bekerja sama dengan pemerintah Afghanistan untuk melakukan investigasi.
“Saya tegaskan pada rakyat Afghanistan komitmen kami untuk melakukan investigasi menyeluruh dan cepat,” kata Jenderal Allen dalam sebuah pernyataan resmi.
Sementara itu mantan utusan PBB untuk Afghanistan Peter Galbraith mengatakan reaksi atas insiden penembakan ini akan sangat keras.
“Pada saat militer AS tak sengaja membakar al-Quran, reaksi kekerasan terjadi hingga sepekan. Anda bisa membayangkan pasti akan ada reaksi keras dari rakyat Afghanistan,” kata Galbraith.
Ditembak dan dibakar
Insiden bermula ketika tersangka, prajurit penembak yang diperkirakan berpangkat sersan kepala itu meninggalkan pangkalannya pada Ahad (11/03/2012) pukul 3.00 dini hari waktu setempat.
Dia kemudian menuju ke desa Alkosai dan Najeeban yang berjarak hanya 500 meter dari pangkalan militer AS. Di kedua desa itu, tersangka dilaporkan menyerang tiga rumah.
Di satu rumah di desa Najeeban, setidaknya 11 orang tewas ditembak bahkan dia sempat membakar beberapa jenazah sebelum pergi meninggalkan rumah itu.
Seorang perempuan yang tak mau disebut namanya kepada BBC mengatakan dia mendengar suara tembakan sekitar pukul 2.00 dini hari.
Perempuan itu menambahkan seekor anjing yang menyalak juga ikut ditembak.
“Taliban sudah sekitar lima bulan tidak terlihat di kawasan ini,” tambah perempuan itu.
Sementara itu wartawan BBC di Kabul Quentin Sommerville mengatakan setidaknya tiga orang anak-anak tewas dengan tembakan di kepala.
Berdasarkan foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan jenazah korban, beberapa adalah anak-anak, tergeletak ditutupi selimut.
Menurut keterangan pejabat setempat, kebanyak korban serangan tentara AS ini adalah wanita dan anak-anak.
Lima korban luka langsung dilarikan ke fasilitas medis NATO untuk mendapat perawatan intensif, demikian laporan Associated Press.
Tahun lalu tiga prajurit AS dinyatakan bersalah setelah memimpin sebuah pasukan kecil untuk melakukan pembunuhan warga sipil di Afghanistan.
Sementara itu Pasukan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO menyatakan tengah melakukan investigasi insiden itu bersama dengan aparat keamanan Afghanistan.
“Ini adalah sebuah insiden yang sangat disesalkan dan kami menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban,” kata ISAF dalam pernyataan resminya dikutip Voice of America (VoA).
Insiden ini muncul di tengah-tengah meningkatnya sentimen anti-Amerika menyusul insiden pembakaran al-Quran yang dilakukan militer AS bulan lalu.
Para pejabat AS telah meminta maaf namun insiden itu telah memicu serangkaian unjuk rasa dan serangan bersenjata yang menewaskan sedikitnya 30 orang dan enam prajurit AS.
Serangan masjid
Sementara itu, pejuang Taliban Afghanistan bersumpah membalas dendam terhadap kasus ini.
“Taliban akan membalas dendam kepada para penyerbu dan pembunuh biadab untuk setiap warga yang syahid,” kata Taliban dalam sebuah pernyataan di website mereka, menurut laporan AFP hari Senin ini.
Semenjak kehadiran pasukan asing di bawah kendali Amerika, praktis kehidupan warga Aghanistan yang dulu damai sering terusik. Beberapa minggu ini situasi di Afganistan rusuh, hubungan warga dan tentara Amerika menegang, setelah militer membakar al-Quran di markas Bagram. Beberapa militer Afganistan menembaki tentara Amerika, dan lagi-lagi banyak warga sipil tewas.
Kandahar terletak di Afganistan selatan dan merupakan propinsi sarat konflik. Di tempat di mana pejuang Taliban berada ini, pasukan internasional ditempatkan. Tak kurang 130.000 pasukan internasional ditempatkan di Kota ini.
Tahun 2010, pasukan asing pernah menyerang masjid di provinsi Baghlan di utara ibukota Kabul dan provinsi Herat, Afghanistan barat. Empat orang warga meninggal dan dua tewas.
Kementerian Dalam Negeri peranah mengatakan sekitar 2.043 warga sipil ikut tewas pada tahun 2010. Juru bicara Departemen Dalam Negeri, Zemary Bashari mengatakan 1.292 aparat polisi ikut tewas sepanjang tahun itu. *