Hidayatullah.com—Francois Hollande menjadi presiden Prancis yang baru, setelah menang lebih dari separuh suara melawan incumbent Nicolas Sarkozy.
Dikutip dari Euronews, hasil akhir perhitungan suara resmi sampai pukul 20.00 waktu setempat hari Ahad (06/05/2012) menunjukkan Hollande unggul dengan 52,5% suara, sedangkan Sarkozy mendapatkan 47,5% suara.
Kemenangan Hollande ini menjadikan dirinya sebagai pemimpin Prancis pertama dari kelompok sosialis sejak pemerintahan Francois Mitterand, yang mengakhiri tugasnya 17 tahun lalu.
Sedangkan kekalahan Sarkozy, merupakan kejadian pertama di mana calon incumbent tidak terpilih kembali untuk kedua kalinya sejak masa Valerie Giscard d’Esting yang dikalahkan Mitterand pada tahun 1981.
Berbeda dengan Sarkozy yang menjanjikan pengurangan jumlah imigran kepada rakyat, Hollande berjanji bahwa setiap orang di Prancis akan diperlakukan sama dan ia akan memimpin persatuan seluruh penjuru negeri dengan misi mengubah Prancis beserta rakyatnya menjadi lebih baik.
“Dan ketika hasil (pemilu) diumumkan, saya yakin bahwa di negara-negara Eropa (kemenangan) ini menjadi angin segar dan harapan. Bahwa ‘pengetatan’ pada akhirnya bukan sesuatu yang tidak dapat dihindari,” kata Hollande dalam pidato pertamanya setelah dipastikan menjadi presiden Prancis yang baru. Dia menyinggung masalah krisis ekonomi di Eropa yang dihadapi para pemimpin di benua itu dengan kebijakan pengetatan anggaran.
Dalam pidatonya, Hollande juga mengucapkan terima kasih kepada pendukungnya di kota Tulle, Correze, sebuah kota kecil yang hening, tempat ia mulai berkarir sebagai anggota parlemen.
Sarkozy akan menyerahkan tampuk kepemimpinan Prancis kepada Hollande pada 15 Mei mendatang di Istana Elysee.
“Francois Hollande adalah presiden Prancis dan ia harus dihormati,” kata Sarkozy.
“Saya menerima penuh kekalahan ini,” ujar Sarkozy, yang menyalahkan krisis ekonomi sebagai penyebab kekalahannya.
Sarkozy menjadi pemimpin ke-11 di Eropa yang kehilangan kekuasaan karena krisis ekonomi, sebab rakyat lebih memilih pemimpin yang memiliki perhatian terhadap masalah etika dan sosial.
Kemenangan Hollande, mau tidak mau akan mempengaruhi sejawatnya di Jerman, Kanselir Angela Merkel, dalam mengambil kebijakan terkait krisis ekonomi Eropa yang mulai menerpa negara itu.*