Hidayatullah.com—Dalam salah satu khutbah Jumatnya, ulama terkemuka Suriah Syeikh Muhammad Ramadhan Al Buti menyerukan rekonsiliasi nasional dan meminta agar para pemrotes rezim Bashar Al Assad untuk bertobat, lansir Al Arabiya Sabtu (14/7/2012).
Di awal khutbah, yang rekamannya diunggah ke YouTube itu, Syeikh Al Buti mempertanyakan penggunaan senjata oleh pihak yang bertikai, padahal pada saat yang sama mereka berharap akan tetap hidup. Ia menyebut “harapan” itu sebagai “angan-angan”.
“Apa yang mereka tunggu?” tanyanya. “Akhirnya atau kemenangan?”
Syeikh Al Buti tidak menunjuk langsung pihak-pihak yang dimaksud. Ia memilih menggunakan istilah umum dan menyebut mereka sebagai “saudara”.
“Saya berharap saudara-saudara yang terjerumus dalam situasi ini bisa memulai kembali. Dan mereka yang berbuat salah, melakukan dosa, dapat kembali kepada keadilan Allah.”
Al Buti mengingatkan bahwa Allah Maha Pengampun dan selalu membuka pintu ampunan-Nya. Lantas mengapa mereka yang bertikai tidak saling membuka pintu untuk sesama mereka.
Secara implisit Al Buti menyinggung kelompok oposisi Suriah yang berada di luar negeri dan pasukan Free Syrian Army (FSA) yang ada di lapangan.
“Mereka yang duduk di singgasana jauh dari kita, memerintah para prajurit,” kata Al Buti. “Apakah kalian kira mereka akan tetap bekerjasama dengan kalian, saya bersumpah mereka akan melupakan kalian.”
“Mereka akan minum gelas kemenangan dengan kalangan mereka sendiri, tetapi kalian tidak mendapatkan tempat di antara mereka,” kata Al Buti.
“Mereka berharap suatu hari bertemu di Damaskus untuk menenggak gelas kemenangan, untuk memecah Suriah menjadi beberapa negara.”
Al Buti menyeru agar pihak pemerintah dan oposisi melakukan rekonsiliasi nasional secara serius. Dan ia akan menjadi penjamin dari sisi pemerintah.
Al Buti mengatakan bahwa dirinya menyeru kepada orang-orang Suriah, bukan kepada para penyusup yang nanti pada akhirnya akan kembali pulang ke negara mereka masing-masing.*