Hidayatullah.com–Ribuan warga Zionis pada Sabtu (21/07/2012) memadati jalan-jalan di kota Tel Aviv untuk mendukung Moshe Silman, seorang pengunjuk rasa yang bakar diri pada tanggal 14 Juli guna memprotes krisis ekonomi dan ketidakadilan sosial. Moshe Silman akhirnya tewas setelah menderita luka bakar serius di sekujur tubuhnya.
Bersamaan dengan meningkatnya protes warga Zionis terhadap krisis ekonomi, media-media Zionis melaporkan bahwa krisis ekonomi, kesenjangan sosial dan instabilitas keamanan di Israel semakin meningkat.
Menurut laporan media Zionis, ketika polisi ini tidak berdaya untuk mengontrol protes anti-ketidaksetaraan ekonomi dan ketidakadilan sosial, mereka juga didera masalah besar terkait kejahatan dan kriminal terorganisir yang semakin meningkat.
Jerusalem Post dikutip IRNA melaporkan, hampir setiap hari polisi Israel menemukan sejumlah mayat akibat kejahatan terorganisir dan mereka tidak berdaya untuk mencari solusi guna mencegah atau mengurangi kejahatan tersebut.
Ketika parahnya kondisi internal dan eksternal Zionis terungkap publik, media-media ini sudah tidak sanggup lagi untuk menutupi aib-aib tersebut dan pada akhirnya, media-media itu terpaksa mengakui adanya masalah serius dan krisis yang semakin parah di Israel.
Instabilitas keamanan, kejahatan dan pembunuhan di Israel selama beberapa tahun lalu dilaporkan meningkat dimana mayoritas warga Zionis merasa hidup tidak aman.
Meningkatnya protes warga Zionis terjadi ketika penguasa ini tengah menghadapi krisis internal dan gagal dalam mencegah gerakan anti-Zionis di kawasan yang semakin meningkat. Sehingga kondisi tersebut semakin memperburuk krisis politik yang dihadapi Tel Aviv.
Meluasnya protes warga Israel anti-kebijakan para pejabat Tel Aviv membuktikan bahwa penjajah ini tidak memiliki ligitimasi di antara warganya sendiri, alih-alih legitimasi di tingkat internasional. Hal itu juga menunjukkan bahwa tersebut ilegal dan memiliki pondasi yang sangat lemah, karena anti-kemanusiaan ini dibangun atas dasar diskriminasi, rasisme, penipuan dan kebohongan.
Zionis dengan janji-janji kosong mendorong umat Yahudi di negara-negara lain untuk tinggal di Palestina pendudukan yang disebut mereka sebagai “Surga yang dijanjikan bagi Yahudi”. Namun setelah mereka pindah ke tanah Palestina yang diduduki itu, mereka baru menyadari bahwa janji tersebut palsu dan hanya sebuah mimpi.
Protes warga Zionis anti-pejabat Tel Aviv yang terus meningkat menunjukkan kegagalan atas semua upaya mereka untuk mendorong orang-orang Yahudi pindah ke Palestina pendudukan.
Warga Zionis dengan berbagai cara terus menunjukkan protes dan ketidakpuasan mereka terhadap kondisi yang semakin buruk akibat ulah pejabat Israel. Sementara itu ekonomi Zionis terus mengalami kemunduran dan bahkan berada di ambang kelumpuhan.
Meningkatnya gelombang protes di Israel tidak hanya menjadi lonceng tanda bahaya bagi kabinet Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis, yang telah goyah, namun juga menjadi tanda keruntuhan ini yang semakin dekat.
Hidup Miskin
Moshe Silman nekat membakar diri lantaran tidak kuat bertahun-tahun hidup miskin. Silman adalah warga Kota Haifa. Pria 57 tahun ini mengikuti demonstrasi dua hari lalu menuntut perbaikan nasib buruh. Saat puluhan orang berorasi, dia mendadak menyiramkan bensin lalu membakar dirinya. Polisi segera memadamkan api dan membawa di ke Rumah Sakit Umum Ichilov, seperti dilansir surat kabar Haaretz, Senin (16/07/2012).
Dari catatan yang ditinggalkan di lokasi, Silman mengaku nekat karena tidak diterima bekerja di banyak tempat selama beberapa tahun terakhir, padahal dia membutuhkan uang untuk berobat karena mengidap stroke. “Dua proyek pembangunan kementerian tidak mau mempekerjakan saya, pemerintah Israel sama saja sudah merampok saya,” tulis Silman dalam surat itu.
Warga, kebanyakan kelas pekerja, berunjuk rasa sepekan terakhir karena biaya hidup semakin tinggi di Israel. Rezim Zionis dinilai tidak berpihak pada pekerja dengan menerapkan sistem kontrak bagi banyak pekerja di pelbagai sektor, termasuk kantor-kantor pemerintah. Bagi para pegiat, kasus Silman adalah masalah mayoritas warga Israel.*