Hidayatullah.com–Human Rights Watch (HRW) dalam laporannya menyebutkan bahwa pemerintah Myanmar mendukung kekerasan yang dilakukan oleh warga Buddhis terhadap warga Muslim Rohingya.
Dilansir oleh BBC (1/8/2012), HRW mengungkapkan pula bahwa pasukan keamanan Myanmar terlibat dalam kampanye pembunuhan, pemerkosaan dan penangkapan massal, dengan target kelompok Muslim. Polisi ikut menyebarkan bentrokan yang terjadi antara warga Buddhis dengan Muslim Rohingya pada bulan Juni lalu.
Pemerintah Myanmar telah mencegah para pekerja bantuan dan wartawan untuk mencapai lokasi kerusuhan di negara bagian Rakhine (Arakan), sehingga sulit mendapatkan informasi akurat tentang situasi terakhir.
Laporan HRW ini dibuat berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pihak di Myanmar maupun Bangladesh.
Dua pekan lalu, laporan Amensty International juga menyebutkan, warga Muslim Myanmar (Burma) di negara bagian Rakhine kembali mengalami serangan dan penangkapan semena-mena beberapa minggu sesudah kerusuhan.
Status situasi darurat diberlakukan di Rakhine bulan Juni setelah terjadi bentrok antara warga Buddhis dan Muslim. Sejak itu ratusan orang telah ditahan di daerah tempat suku Rohingya yang Muslim bertempat tinggal, demikian dikatakan juru bicara Amnesty.
Amnesty menuduh pasukan keamanan Myanmar dan juga warga Buddhis Rakhine melakukan penyerangan dan pembunuhan terhadap warga Muslim, serta pengrusakan harta benda mereka.
Akhir pekan lalu, Kepala badan HAM PBB UNHCR Navi Pillay meminta dilakukannya penyelidikan atas konflik agama di Arakan.
Pillay mengatakan aparat keamanan yang dikirim untuk menghentikan kekerasan di provinsi bagian utara Burma tersebut justru dilaporkan melakukan penyerangan dengan target Muslim Rohingya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Patut diketahui bahwa di Myanmar, tidak ada warga Muslim yang diperbolehkan menjadi polisi atau aparat keamanan. Sehingga, sangat jelas kepada siapa aparat bersenjata akan berpihak dalam situasi kerusuhan seperti itu. Terlebih penindasan terhadap Muslim Rohingya sejak awal dahulu memang didukung oleh pemerintah yang berkuasa, di antaranya lewat kebijakan anti imigran yang menarget Muslim Rohingya.*