Hidayatullah.com—Umat Islam di Indonesia masih terpecah karena hal-hal bersifat khilaf. Padahal seharusnya perpecahan di sesama umat bisa dihindari dengan cara mengambil jalan tengah dan tidak membesar-besarkan hal yang kecil dan remeh.
Demikian disampaikan salah seorang pembicara asal Indonesia, Anang Sharifuddin mewakili Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat menyampaikan pidato di Kongres Islam Sedunia (World Congres on Islamic Systems 2012) yang diadakan di Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.
“Saya doakan kondisi itu tidak terjadi di Malaysia, biarlah hanya ada satu saja partai politik Islam (PAS) di sini,” ujarnya.
“Untuk merealisasikan tuntutan Islam terutama terkait dengan hukum kenegaraan, kita harus persiapkan jiwa dan raga secukupnya untuk menerapkan hukum tersebut. Calon-calon pemimpin harus ada. Sebagi contoh di Aceh, apa yang dimiliki sekarang belum bisa untuk menerapkan hukum Islam secara total,” tambahnya.
Anang sharifuddin, menyajikan makalah di Kongres Islam Sedunia yang berlangsung selama 5 hari mulai 1 Desember hingga 5 Desember 2012 menggantikan Dr. Hidayat Nur Wahid yang berhalangan hadir.
Meski banyak jumlah partai politik berlandaskan Islam di Indonesia, namun Anang mengatakan, tidak ada perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam disebabkan partai-partai politik. Sebab, masing-masing bergerak menuju tujuan yang satu, yakni mengangkat Islam ke tempat yang tepat.
Hadir tokoh-tokoh Muslim internasional di antaranya Dr Syeikh Ahmad Totonji (Vice Precident International Institute of Islamic Thoughts), Presiden PAS, Tuan Guru Datuk Seri Haji Abdul Hadi Awang dan lain-lain.
Sebanyak 80 kertas kerja dibentang pada kongres itu untuk dibahas.
Dalam paparannya, Dr Syeikh Ahmad Totonji mengatakan, untuk mencapai kemenangan dalam perjuangan Islam, umat Islam harus mendahului yang lain.
“Kalau kita berjalan 20 kilometer per jam, orang di depan berjalan 25 kilometer per jam, pasti kita tak akan dapat menyainginya. Justru Kita harus pergi lebih cepat, “ ujarnya.
“Dalam teknologi telepon, banyak orang yang bekerja keras untuk memajukan cip-nya. Di sana ada perkembangan demi perkembangan sehingga ia ter-evolusi menjadi alat yang manusia akhirnya bergantung kepadanya. Maka kita harus berkembang. Jangan statis. Pelajari kebijaksanaan al-Quran dan reflekskannya ke dalam kehidupan kita, ” tambahnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sementara itu, Presiden PAS, Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang mengatakan, saat ini dunia Islam bangkit kembali melawan penguasa dari kelompok anak-anak didik Barat. Satu demi satu tumbang, kemudian diganti dengan mereka yang islami.
“Fenomena ini mengingatkan kita akan kebangkitan Musa dari kendongan Firaun. Inilah hebatnya Islam ,” ujarnya.
“Justru kita yakin dan percaya abad ini adalah abad Islam. Zaman ini milik Islam. Allah tidak menjanjikan semua pemerintahan permanen. Yang kekal hanyalah pemerintah Allah taala. Justru perubahan yang harus kita buat adalah menjatuhkan jahiliyah dan menegakkan keadilan.”*/Nur Aminah, Malaysia