Hidayatullah.com—Pimpinan koalisi oposisi Suriah menyeru kepada warga Syiah Alawi (agama yang dianut Presiden Bashar al Assad) di Suriah melancarkan aksi ketidakpatuhan sipil terhadap Presiden Assad, yang menghadapi perlawanan rakyat Suriah yang mayoritas beragama Islam (Sunni).
Hal itu disampaikan pimpinan oposisi Suriah yang baru, Muadz al-Khatib, dalam pertemuan tingkat menteri negara-negara yang tergabung dalam ‘Friends of Syria’ di Maroko hari Rabu (12/12/2012).
“Kami menyampaikan pesan secara langsung kepada saudara-saudara Alawi. Revolusi Suriah mengulurkan tangannya kepada kalian, maka ulurkanlah juga tangan kalian dan mulailah melakukan ketidakpatuhan sipil melawan rezim sebab mereka menindas kalian sebagaimana mereka menindas kami,” kata al-Khatib dikutip Reuters.
Sebagaimana diketahui, milisi bersenjata Shabiha bentukan kelompok Syiah Alawi yang terdiri dari warga Suriah penganut Syiah Alawi, ikut berperang bersama pasukan rezim Bashar al-Assad melawan rakyat sipil dan pasukan oposisi Suriah. Pembantaian warga sipil di sejumlah daerah yang menjadi tempat pemukiman Muslim, kerap diawali dengan kepungan oleh milisi Shabiha. Warga Syiah juga menjadi mata-mata bagi rezim Suriah. Pengamat PBB yang ditugaskan di Suriah dan sejumlah aktivis internasional lain dalam laporan-laporannya juga menegaskan keterlibatan milisi warga Syiah Alawi dalam pembantaian warga sipil. (Baca berita sebelumnya Pasukan Al Assad dan Shabiha Lakukan Kekerasan Seksual.)
Dalam kesempatan yang sama, Al-Khatib juga memperingatkan negara asing pendukung rezim Suriah.
“Kami menganggap masyarakat internasional, khususnya Rusia, bertanggungjawab penuh jika rezim menggunakan senjata kimia untuk melawan rakyat kami,” kata al-Khatib meminta Moskow menghentikan dukungan politik dan militernya kepada Assad.
Selain itu, al-Khatib yang bulan lalu terpilih sebagai ketua Koalisi Nasional untuk Pasukan Oposisi dan Revolusi Suriah, juga meminta agar negara Syiah Iran dan kelompok Syiah bersenjata Hizbullah yang bermarkas di Libanon menarik dukungan mereka atas rezim Bashar al-Assad.
“Kami meminta Iran menarik semua pakarnya dari Suraih dan kami meminta pimpinan Hizbullah untuk menarik semua pasukannya jika ada yang di Suriah, sebab darah-darah mereka tidak seharusnya ditumpahkan demi membela rezim yang bengis dan sudah lawas itu.*