Hidayatullah.com—Moro Islamic Liberation Front (MILF) menetapkan sejumlah syarat sebelum eksplorasi sumber daya alam dilakukan di wilayah Bangsamoro.
Dilansir Xinhua, hari Rabu (20/2/2013) pimpinan sekretariat MILF Muhammad Amin menegaskan bahwa MILF ramah terhadap investor, namun “sejumlah persyaratan harus terlebih dulu dipenuhi sebelum kami berhubungan dengan mereka, agar orang-orang kami tidak menderita di kemudian hari.”
Menurut Amin, investasi khususnya dibidang eksplorasi sumber daya alam sangat diterima di mana pembagian keuntungannya harus dimasukkan dalam pasal perjanjian antara pemerintah Manila dengan Bangsamoro, Framework Agreement on the Bangsamoro (FAB), yang dimulai sejak diberlakukannya Transition Authority (TA) pada tahun 2015.
Persyaratan dan ketentuan dari investasi selain menguntungkan Bangsamoro juga harus ramah lingkungan, imbuh Amin.
FAB yang ditandatangani oleh pemerintah Filipina dan MILF Oktober 2012, merupakan peta jalan dari pembentukan entitas Bangsamoro yang diharapkan akan mengakhiri bentrokan bersenjata antara pemerintah pusat dan penduduk di wilayah selatan Filipina yang sebagian besar Muslim itu.
MILF sudah berpuluh-puluh tahun berjuang untuk mendirikan negara Muslim yang berdaulat di wilayah selatan Filipina, yang dipicu oleh kekecewaan mereka atas perlakuan pemerintah Manila yang tidak menepati janji saat Bangsamoro bergabung dengan Filipina, di mana Bangsamoro akan diberikan wewenang khusus dalam mengelola wilayah dan sumber daya alamnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Tempat tinggal Bangsamoro di selatan Filipina adalah daerah yang paling banyak mengandung sumber daya alam, termasuk minyak bumi.*