Hidayatullah.com—Tujuh partai politik Islam di Mesir membentuk Aliansi Ummat atau Aliansi Nasional guna melindungi “pencapaian Revolusi 25 Januari” dan menghadapi pihak-pihak yang ingin “menginterupsi jalan konstitusional yang memungkinkan rakyat memilih pemimpinnya,” lapor Al-Ahram.
Dalam konferensi pers hari Sabtu (9/3/2013) mereka menjelaskan, krisis politik dan kerusuhan yang belakangan terjadi dan memicu aksi mogok polisi sehingga bisa menggiring militer kembali berkuasa, merupakan faktor pendorong pembentukan aliansi itu.
Kabar yang berkembang belakangan, melihat kondisi kerusuhan dan unjuk rasa tak kunjung henti di berbagai daerah di Mesir, kemungkinan tentara akan kembali mengambil tongkat kepemimpinan guna mengakhiri kekacauan yang terjadi.
Ketujuh partai politik Islam yang bersatu itu meliputi Partai Salafy Raya pimpinan Hazem Salah Abu Ismail, Partai Reformasi, Partai Asala, Partai Rakyat, Partai Islam, Partai Fadhilah dan Partai Buruh Baru.
Mereka menuntut jadwal dari prosedur pelaksanaan pemilu parlemen mendatang dan menolak penundaan pemilu.
Sebagaimana diketahui, belum lama ini Pengadilan Administrasi mengugurkan rencana pemilihan umum yang sudah ditetapkan oleh Presiden Muhammad Mursy.
Di akhir pernyataannya, partai-partai Islam itu mengajak seluruh partai dan organisasi yang ada di untuk ikut serta dalam aliansi yang ditujukan untuk membela kepentingan nasional dan rakyat Mesir tersebut.*