Hidayatullah.com—Para pejabat pemerintah Mesir sedang mempertimbangkan untung rugi jika larangan penjualan minuman berlakohol diterapkan di bandara-bandara di Mesir, dan menutup bandara internasional di malam hari. Demikian dikatakan Menteri Penerbangan Sipil Wael al-Maddawy dalam konferensi pers, lapor Al-Misyri al-Yaum Senin (18/3/2013).
Pemerintah sedang menghitung proyeksi kerugian jika larangan itu diberlakukan dan dampaknya pada pendapatan dan pabean. Pihak kementerian mengatakan, para pekerja di bandara, khususnya di toko-toko bebas pajak, menuntut agar larangan penjualan minuman berlakohol itu diterapkan.
Saat ditanya tentang kemungkinan penutupan bandara internasional di malam hari, Al-Maddawy menjawab masalah itu masih dikaji dan belum ada keputusan yang diambil.
“Penutupan di malam hari tidak akan diterapkan jika nantinya akan mempengaruhi jadwal penerbangan malam,” imbuhnya.
Tawfiq Assy, pimpinan EgyptAir Holding Company, mengatakan dalam pernyataan persnya hari Ahad kemarin bahwa kerugian perusahaannya du tahun terakhir mencapai total LE5,3 milyar, karena berkurangnya jumlah pelancong internasional dan kenaikan dolar serta biaya bahan bakar.
Perekonomian Mesir sebagian besar bertumpu pada sektor pariwisata, terutama wisatawan mancanegara. Uang kas negara tidak sedikit yang berasal dari pajak penjualan minuman keras di sektor pariwisata.*