Hidayatullah.com—Sembilan menteri baru telah diambil sumpahnya dihadapan Presiden Mesir Muhammad Mursy hari Selasa pagi (7/5/2013), sebagai upaya memenuhi tuntutan pergantian pejabat negara oleh banyak pihak.
Kesembilan orang baru yang masuk dalam kabinet yaitu Muhammad Ahmad Soliman sebagai menteri kehakiman, Hatem Abdullah Bagato sebagai menteri urusan parlemen, Sherif Hassan Ramadan sebagai menteri perminyakan, Ahmed Mahmud Ali al-Jizawi sebagai menteri pertanian, Fayad Abdul-Munim Hassanein Ibrahim sebagai menteri keuangan, Ahmad Muhammad Amr Darrag sebagai menteri perencanaan dan kerjasama luar negeri, Alaa Abdul-aziz al-Sayid Abdul-Fatah sebagai menteri kebudayaan, dan Yehia Hamid Abdul-Sami Hamid sebagai menteri investasi.
Namun, pergantian pejabat dalam kabinet yang dipimpin Perdana Menteri Hisham Qandil itu tidak disambut baik oleh kelompok liberal.
“Ini bukan reshuffle yang diminta rakyat Mesir,” kata jurubicara kelompok liberal dari Partai Kebebasan Rakyat Mesir Shehab Wagih kepada Al-Ahram (7/5/2013).
Pergantian menteri itu hanyalah kamuflase, sementara orang-orang yang sesungguhnya mendikte dan mengatur semua hal dari balik layar masih terus memegang kendali, kata Wagih.
Lebih lanjut tokoh liberal itu mengatakan, orang kedua di Al-Ikhwan Khairat al-Shatir dan pengusaha anggota Al-Ikhwan Hassan Malek adalah dua orang yang memegang portofolio ekonomi Mesir saat ini. Sementara anggota Ikhwan lain yang menjadi penasehat Mursy dalam bidang luar negeri, Essam al-Haddad, memegang portofolio kebijakan luar negeri Mesir.*