Hidayatullah.com–Suriah akan “memberi segalanya kepada Hizbullah” sebagai pengakuan atas dukungan dan mengikuti model “perlawanan” kelompok militan tersebut terhadap Israel, satu harian di Libanon yang mengutip pernyataan Presiden Bashar al-Assad melaporkan pada Kamis.
Komentarnya yang dicetak Al-Akhbar, dilaporkan terlontar saat pertemuan dengan perwakilan dari Libanon di Damaskus dan muncul sebagai bantahan atas perkiraan bahwa serangan Israel di Suriah ditargetkan untuk menghentikan bantuan dari kelompok Syiah Hizbullah di Libanon.
Harian tersebut juga menuliskan bahwa para perwakilan mengutip Bashar yang mengekspresikan “keyakinan, kepuasan dan rasa terima kasih kepada Hizbullah”.
Hizbullah adalah organisasi sekutu jangka panjang rezim Syiah yang telah mengirimkan sejumlah prajurit untuk berperang bersama pasukan Bashar, terutama di distrik Qusayr di pusat Provinsi Homs.
Damaskus telah lama berperan sebagai perantara pasokan-pasokan bagi Hizbullah yang didukung Iran, dan menurut Bashar mereka akan memberi hadiah kepada kelompok tersebut atas loyalitas mereka.
“Kami memutuskan untuk memberi mereka segalanya,” tulis harian tersebut mengutip pernyataannya tanpa mengelaborasi.
“Untuk kali pertama kami merasa bahwa kami dan mereka menjalani situasi yang sama dan mereka bukan hanya sekutu yang kami beri bantuan dalam upaya perlawanan,” ujarnya.
“Kami telah memutuskan bahwa kami harus merapat ke arah mereka dan mengubah negeri ini menjadi negara perlawanan sebagaimana yang telah dilakukan Hizbullah, demi Suriah dan generasi yang akan datang,” kata Bashar menambahkan.
Presiden Bashar juga yang dikutip menyatakan Suriah dapat “dengan mudah” merespons serangan udara Israel dengan “menembakkan sejumlah roket ke Israel”.
“Namun kami menginginkan pembalasan strategis, dengan membuka pintu perlawanan dan membawa seluruh Suriah menjadi negeri perlawanan.”
“Selepas serangan, kami yakin bahwa kami memerangi lawan saat ini, kami mengejar tentara mereka yang telah dikerahkan ke seluruh penjuru negeri,” kata dia, mengacu kepada pasukan pemberontak, yang telah dituduh oleh rezim bersekutu dengan Israel.
Negara Yahudi itu dilaporkan bertanggung jawab atas dua serangan terhadap sejumlah target-target militer di Suriah, menewaskan lusinan prajurit militer pada pekan lalu.
Sumber Israel mengatakan serangan-serangan tersebut menargetkan lumbung senjata yang diyakini milik Hizbullah. [baca juga: Membaca Fakta-fakta di Balik Serangan Israel ke Damaskus: Perampok vs Pembunuh]
Israel berulang kali mengingatkan mereka tidak akan membiarkan Suriah mengirimkan pasokan senjata kepada kelompok di Libanon, yang telah diperangi sejak 2006.
Pesawat perang Israel menembak sejumlah titik di dalam Suriah pada Jumat (03/05) dan Ahad (05/05/2013) pagi, meningkatkan ancaman baru dalam konflik Suriah, yang saat ini memasuki tahun ketiga, melebar hingga ke sejumlah wilayah tersisa, demikian AFP.*