Hidayatullah.com—Seorang eksekutif senior di perusahaan produk susu New Zealand Fonterra hari Rabu (14/8/2013) mundur dari jabatannya, menyusul mencuatnya kasus pencemaran bakteri penyebab botulisme dalam produknya. [Baca berita sebelumnya: Produk susu Fonterra tercemar bakteri botulisme]
Dilansir kantor berita China Xinhua, dalam pernyataan singkatnya, Fonterra mengumuman bahwa Gary Romano telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur pelaksana Fonterra, perusahaan susu raksasa New Zealand.Pimpinan eksekutif Theo Spierings telah menerima pengunduran dirinya. Setelah Romano mundur, tugas-tugasnya akan dirangkap Spierings.
Romano merupakan pejabat tinggi perusahaan pertama yang mundur, terkait kasus bakteri botulisme pada produk-produk Fonterra, yang telah membuat sibuk para pejabat negara New Zealand.
New Zealand adalah negara penghasil susu dan produk-produk susu dalam jumlah sangat besar. Sebanyak 95% produk susu negara itu dijual ke luar negeri untuk mendatangkan devisa negara.
Fonterra merupakan perusahaan produk susu terbesar keempat di dunia. Merek produk susu terkemuka di bawah bendera Fonterra antara lain Anchor (susu), Tip Top (es krim), Anlene (susu), Anmum (susu ibu hamil) dan Mainland (keju).
Botulisme merupakan salah satu penyakit keracunan makanan paling berbahaya, di mana korban bisa menderita kelumpuhan. Botulisme disebabkan oleh bakteri clostridium botulinum. Pada hewan unggas, mamalia dan ikan penyakit ini dikenal sebagai “limberneck”. Gejala botulisme antara lain otot-otot dalam tubuh melemah, pandangan mata tidak jelas, katup mata sulit dibuka, ekspresi wajah hilang, ada gangguan untuk menelan makanan dan kesulitan berbicara. Pelemahan pada otot umumnya dimulai pada lengan tangan dan kaki, hingga akhirnya lumpuh. Dalam keadaan yang sangat parah, bakteri penyebab botulisme dapat menyebabkan korban kesulitan bernafas, otak kekurangan oksigen sehingga koma dan akhirnya meninggal dunia.*