Hidayatullah.com—Serangan militer yang diarahkan kepada demonstran pendukung setia Presiden Mohammad Mursy yang digulingkan, korban terus berjatuhan. Dikabarkan anak putri Khairat Syatir dan mantunya meninggal di Rabi’ah Al Adawiyyah.
Prof Dr Ing Khairat As Syatir adalah salah orang penting di Al Ikhwan al Muslimun, tepatnya Wakil Mursyid.
Hingga saat ini, Rumah Sakit di Rabi’ah Al Adawiyyah masih sibuk merawat korban-korban yang berjatuhan. Rumah Sakit ini jug menghimbau warga sekitar untuk mendonorkan darah.
Seorang dokter di Rumah Sakit Rabi’ah Al Adawiyah mengecam keras kekejaman yang dilakukan oleh Militer, dan mendesak aparat untuk membiarkan mobil ambulance dan dokter masuk ke lapangan Rabi’ah.
Rumah Sakit di bundaran Rabi’ah menjadi satu-satunya tempat untuk merawat korban luka-luka, terkena tembakan atau terkena gas.
“Biarkan TIM kesehatan masuk ke dalam Rabi’ah, hanya itu permintaan kami sekarang. Membunuh, melukai, dan melarang dokter datang merawat mereka yang terluka, kekejaman macam apa ini?” Katanya lewat Chanel TV Aljazeera.
Sementara itu, Chanel TV An-Nil hari Rabu, (14/08/2013) memawancari wakil pemerintah, dia mengatakan bahwa tidak ada penembakan sama sekali sebagaimana diklaim banyak media. Sebaliknya ia menuduh pihak Ikhwanul Muslimin dengan disebutnya “teroris”.
Jauh hari, perwakilan Ikhwanul Muslimin memberikan pernyataan bahwa telah terjadi konspirasi yang dilakukan oleh kantor-kantor berita di Mesir.
Di saat kekacauan dan kesimpang-siuran seperti ini, sumber-sumber beria di Mesir sangat kurang. Semenjak Mursy digulingkan tanggal 03 Juli 2013, saluran TV yang dikelola kalangan aktivis Muslim dicekal militer. Termasuk Chanel TV Ikhwan, Al Misru 25, juga termasuk TV An-Nas dan Al-Hafidz.
Ahmad Zaki, wartawan TV Aljazeera mengabarkan langsung dari bundaran Rabi’ah Al Adawiyah demonstran hingga Rabu siang masih dikepung dari semua sisi. Militer mengancam akan membunuh siapa saja yang berani keluar.
Militer juga merampas siapa saja yang membawa kamera di lapangan an-Nahdhah. Keadaan terkepung membuat para demonstran tidak dapat keluar dari areal tersebut, termasuk para korban yang tewas dan luka-luka.*/Rizqi Utama