Hidayatullah.com—Dewan Insinyur Arab Saudi mengumumkan hari Rabu (15/1/2014) bahwa pihaknya telah mendeteksi adanya lebih dari 30.000 insinyur asing dengan ijazah palsu dan mendesak perusahaan publik maupun swasta agar hanya mempekerjakan insinyur yang terdaftar di lembaganya.
Dewan dengan kewenangan meregulasi bidang keinsinyuran di Arab Saudi itu juga meminta pihak-pihak berwenang tidak menerima desain teknis atau pekerjaan yang bukan dilakukan oleh insinyur-insinyur terakreditasi dari lembaganya.
“Ini sangatpenting guna memperkuat sektor keinsinyuran dengan meningkatkan kualitasnya dan demi melindungi lembaga-lembaga dan tujuan Kerajaan,” kata Al-Shaqawi ketua Dewan Insinyur Saudi dikutip Arab News.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Riyadh Abdul Rahman Al-Zamil menekankan pentingnya membasmi para insinyur palsu. “Insinyur-insinyur berijazah palsu masuk ke kerajaan dengan menggunakan visa pengemudi atau petani,” katanya.
“Sangat mudah untuk mendapatkan ijazah palsu dari Eropa dan Amerika Serikat dan ini menimbulkan masalah besar,” imbuh Al-Zamil.
Dia menambahkan, kampanye yang sedang digalakkan Kementerian Tenaga Kerja dapat membantu mengenyahkan insinyur-insinyur palsu itu.
Menurut Hassan Assainar, seorang insinyur senior dengan pengalaman hampir 30 tahun di Saudi, kedutaan-kedutaan dan misi diplomatik Saudi di luar negeri telah menggunakan sistem canggih untuk memverifikasi ijazah sehingga sulit masuk ke negara itu dengan menggunakan ijazah palsu.
Al-Shaqawi mengatakan lembaganya sudah memberhentikan insinyur-insinyur palsu dalam jumlah besar yang tidak memiliki kualifikasi baik dalam pekerjaannya atau memiliki gelar palsu.
Arab Saudi mewajibkan para insinyur asing lulus akreditasi dari Dewan Insinyur Saudi untuk mendapatkan iqama (izin tinggal dan bekerja) di negaranya.
Selain mengakreditasi insinyur asing yang masuk Saudi, dewan tersebut juga bertugas menguji dan mengeluarkan akreditasi insinyur dalam negeri.*