Hidayatullah.com—Presiden Amerika Serikat memeperingatkan sejawatnya di Afghanistan bahwa negaranya mungkin akan menarik seluruh pasukannya pada pada akhir tahun ini, lansir BBC (25/2/2014).
“Ancaman” itu disampaikan Obama melalui sambungan telepon kepada Hamid Karzai, karena hingga sekarang presiden Afghanistan itu menolak untuk menandatangani perjanjian kerjasama keamanan dengan Gedung Putih.
Amerika Serikat bersikukuh perjanjian itu harus dibuat sebelum pihaknya menyisakan sebagian pasukan di Afghanistan guna melatih tentara setempat dan memerangi kelompok-kelompok bersenjata di negara atap dunia itu.
Militer Amerika Serikat berada di Afghanistan sejak tahun 2001, ketika menginvasi negara itu dengan tujuan menumbangkan pemerintahan Taliban dengan alasan perang melawan terorisme, menyusul terjadinya serangan atas gedung World Trade Center di New York.
Bilateral Security Agreement (BSA) merupakan payung hukum bagi tentara Amerika Serikat di Afghanistan pasca 2014.
Tahun ini tentara asing yang tergabung dalam pasukan NATO di Afghanistan akan keluar dari Afghanistan. Beberapa negara menyisakan sejumlah personel militer dengan kerangka kerjasama pelatihan tentara lokal.
Loya Jirga, lembaga musyawarah tradisional para pemimpin suku dan pemerintahan Afghanistan, sudah merestui BSA antara Afghanistan dengan AS di Kabul Nopember tahun lalu.
Namun, Karzai menolak untuk menandatanganinya sebelum tercapai perdamaian dengan Taliban. Karzai mengatakan bahwa jika dia menandatanganinya, maka dirinya bakal dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab apabila ada warga Afghanistan yang terbunuh oleh bom Amerika.
Sementara Karzai masih menampakkan keengganan untuk menandatangani BSA, sebagian kandidat dalam pemilihan umum presiden April mendatang mengisyaratkan bahwa mereka bersedia menandatanganinya jika terpilih nanti.*