Hidayatullah.com—Sejumlah pria berseragam paramiliter yang diduga dari kelompok pemberontak komunis di Filipina hari Senin (21/4/2014) menembak mati walikota Gonzaga saat menghadiri upacaya penaikan bendera di balai kota.
Sekitar 20 orang laki-laki melakukan serangan tiba-tiba, menembak Walikota Carlito Pantecostes di kota Gonzaga, Provinsi Cagayan, sebelah utara wilayah Filipina dan menyandera beberapa orang petugas, kata kepala kepolisian daerah setempat Miguel Laurel.
“Kelihatannya seperti NPA. Begitu bukti-bukti mengarahkan. Itu merupakan modus operandi kebiasaan mereka, menyamar dengan menggunakan seragam kamuflase (loreng),” kata Laurel kepada AFP.
New People’s Army (NPA) atau Tentara Rakyat Baru, yang dikenal dalam bahasa Tagalog sebagai Bagong Hukbong Bayan, merupakan sayap militer dari Partai Komunis Filipina (Partido Komunista ng Pilipinas) yang dibentuk tahun 1969. Kelompok bersenjata berkekuatan sekitar 4.000 orang itu telah melancarkan aksi pemberontakan selama 45 tahun dan merenggut nyawa 30.000, menurut perkiraan data pemerintah Manila.
Laurel mengatakan, para pria bersenjata itu melarikan diri dengan beberapa kendaran, termasuk sebuah kendaraan patroli polisi. Saat mereka meninggalkan lokasi, mereka menebarkan selebaran tentang penambangan pasir hitam dan bagaimana mereka akan menghukum orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Pantecostes selama ini dituding aktivis peduli lingkungan ikut menyuburkan penambangan pasir hitam ilegal di wilayahnya. Tudingan itu dibantah Pantecostes.
Menurut Toby Tiangco sekretaris jenderal partainya, Pantecostes merupakan anggota koalisi oposisi yang antara lain di dalamnya termasuk Wakil Presiden Jejomar Binay.
Seorang jurubicara untuk Presiden Benigno Aquino mengecam pembunuhan itu dan menegaskan bahwa penangkapan pelakunya akan menjadi prioritas.
Gonzaga terletak sekitar 412 kilometer arah utara dari ibukota negara, Manila. Kota itu terletak di Provinsi Cagayan di mana NPA aktif melancarkan aksinya beberapa bulan terakhir. Pada Januari lalu, NPA menyerbu sebuah perusahaan penambangan pasir hitam yang ada di sana dan membakar alat-alat beratnya.
Pada April 2013, pria bersenjata anggota NPA melukai Walikota Ruth Guingona, istri dari seorang mantan wakil presiden, dan membunuh dua orang stafnya dalam serangan yang dilakukan di Mindanao, pulau yang terletak di bagian selatan wilayah Filipina.*