Hidayatullah.com—Kementerian Pertahanan Inggris mengkonfirmasi kematian lima personel militernya di Afghanistan akibat kecelakaan helikopter akhir pekan kemarin.
Dilansir BBC, Kementerian Pertahanan menyebut insiden jatuhnya helikoper Lynx di Provinsi Kandahar pada Sabtu pagi (26/4/2014) sebagai “kecelakaan tragis.” Penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebabnya.
Tiga orang yang tewas merupakan anggota korps udara AD, yaitu Kapten Thomas Clarke (30), Pembantu Letnan Dua Spencer Faulkner (38) dan Kopral James Walters (36). Dua lainnya dari korps intelijen AU, yaitu Letnan Penerbang Rakesh Chauchan (29) dan Kopral Muda Oliver Thomas (26).
Clarke, Faulkner, Walkers dan Chauchan berdinas di markas Angkatan Udara Inggris (RAF) Odiham di Hampshire.
Thomas merupakan tentara cadangan dari Batalion 3 Intelijen Militer, berbasis di London dan menjadi periset untuk anggota parlemen Roger William wakil rakyat asal Brecon and Radnorshire.
Helikopter tersebut jatuh di distrik Takhta Pul, Provinsi Kandahar, sekitar 30 mil dari perbatasan dengan Pakistan.
Menurut laporan The Telegraph, personel-personel militer yang tewas itu merupakan di antara para pilot angkatan darat Inggris yang paling mahir.
Sebelumnya, tak lama setelah helikopter jatuh pihak International Security Assistance Force (ISAF) –pasukan gabungan negara-negara asing di Afghanistan yang dipimpin NATO– hanya mengumumkan bahwa lima personelnya tewas karena kecelakaan helikopter tanpa menyebutkan asal negaranya.
Menurut kebijakan NATO, konfirmasi tentang personelnya yang tewas atau terluka di Afghanistan diumumkan oleh masing-masing negara asal tentaranya.
Pihak Taliban mengatakan bahwa para pejuangnya yang menembak jatuh helikopter Inggris itu.
Namun, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan helikopter jatuh saat melakukan penerbangan rutin. Dan lokasi jatuhnya pesawat yang tidak jauh dari lapangan udara Kandahar telah ditutup untuk penyelidikan.
Kementerian mengaku tidak tahu berapa lama pihak penyidik perlu waktu untuk melakukan pemeriksaan mengenai penyebab peristiwa itu dan menyerahkan laporannya
Kematian kelima pria itu menambah jumlah personel militer Inggris yang tewas di Afghanistan menjadi 453 orang sejak mereka terlibat dalam invasi pasukan asing ke Afghanistan sejak 2001.
Di laman milik militer Inggris yang ada di situs kementerian pertahanan dijelaskan bahwa tujuan keberadaan pasukan Inggris di Afghanistan adalah pertama untuk mengenyahkan rezim Taliban dan Al-Qaida. Tujuan kedua, memastikan bahwa mereka (Taliban dan Al-Qaida) tidak bisa kembali. Dan itu, untuk saat ini, dilakukan Inggris dengan memberikan dukungan langsung militer, melindungi rakyat Afghanistan serta mengalahkan para pemberontak.*