Hidayatullah.com–Tiga orang di Jeddah meninggal dunia akibat terkena Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) Coronavirus, sehingga meningkatkan jumlah korban di Kerajaan Arab Saudi menjadi 115 orang, kata Departemen Kesehatan Arab Saudi, Senin (5/5/2014).
Ketiga korban tersebut –seorang pria 45 tahun dan dua wanita berusia 50 dan 54– meninggal pada tanggal 3 Mei dan baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir, kata Depkes Saudi dalam situsnya.
Tiga infeksi MERS baru juga tercatat dalam 24 jam terakhir, sehingga menambah total penderita menjadi 414. Ini merupakan penghitungan tertinggi di dunia sejak virus itu pertama kali ditemukan pada September 2012.
Dilaporkan Arab News, Senin (5/5/2014), pejabat kesehatan Amerika pada hari Jumat menemukan kasus pertama MERS di Amerika Serikat. Penderitanya seorang petugas kesehatan yang baru melakukan perjalanan ke Riyadh untuk bekerja.
Pekan lalu, Mesir mencatat penderita positif pertama untuk warganya, setelah sang penderita baru melakukan perjalanan ke Arab Saudi.
MERS dianggap sebagai sepupu mematikan dari virus SARS yang dianggap kurang menular. SARS meletus di Asia pada tahun 2003, dengan 8.273 orang terinfeksi dan sembilan persen di antaranya meninggal.
Sejauh ini vaksin atau pengobatan antivirus untuk MERS masih belum ada. Para ahli masih berjuang untuk memahami penyakit dengan angka kematian lebih dari 40 persen ini.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa unta diperkirakan sebagai sumber asal virus.
Sebagai tindakan pencegahan, Menteri Kesehatan Adel Fakeih telah menyarankan warga untuk tidak mengkonsumsi daging unta dan susu.*