Hidayatullah.com—Polisi China menuding seorang petinggi perusahaan raksasa farmasi GlaxoSmithKline (GSK) memerintahkan para stafnya agar menyogok pejabat-pejabat rumah sakit supaya menggunakan obat-obatan produksinya, lansir BBC (14/5/2014).
Mark Reilly dan dua koleganya juga menjadi tersangka suap atas pejabat pemerintah di Shanghai dan Beijing, kata polisi.
Polisi telah menyerahkan kasusnya ke kejaksaan.
Pihak berwenang China bulan Juli 2013 mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki GSK dan menahan empat orang pejabat GSK China.
Reilly bersama dengan bos GSK China sebelumnya membangun “jaringan suap berskala besar”.
Reilly diduga memaksa tim penjualannya untuk menyogok para dokter, pejabat rumah sakit hingga ratusan juta dolar.
Menurut keterangan polisi dalam konferensi pers, obat-obatan yang dijual GSK di China harganya jauh lebih tinggi dibanding obat sejenis buatan GSK yang dijual di negara lain. Terkadang harganya lebih tinggi tujuh kali lipat.
Meskipun pihak GSK China menyatakan bersedia bekerjasama penuh dengan aparat dalam masalah itu, namun polisi China menyatakan GSK berupaya menutup-nutupi perbuatan curangnya.
Reilly sempat meninggalkan China ketika penyelidikan dimulai Juli tahun lalu. Tetapi, dia kemudian kembali dengan alasan akan membantu polisi dalam penyelidikan kasus tersebut.
Pihak berwenang China di awal penyelidikan mengatakan, GSK memanfaatkan perusahaan travel dan konsultasi untuk menyalurkan uang suapnya selama beberapa tahun.
Tidak hanya di China, raksasa farmasi asal Inggris itu juga terjerat kasus serupa di Polandia.*