Hidayatullah.com—Polisi anti-huruhara Brazil menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan orang yang berunjuk rasa di kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro memprotes biaya penyelenggaraan Piala Dunia 2014.
Sebagian pengunjuk rasa melempar batu sementara lainnya membakar ban-ban bekas dan menutup jalan.
Mereka marah sebab milyaran dolar dihabiskan untuk membangun stadion-stadion sepak bola yang akan dipakai dalam Piala Dunia 2014 bulan depan, dan bukannya dipakai untuk membangun perumahan serta fasilitas sosial untuk rakyat.
Unjuk rasa juga terjadi di berbagai kota lain, termasuk ibukota Brasilia.
Para guru, pegawai negeri sipil, serta pekerja lainnya melancarkan aksi mogok massal di seluruh wilayah Brazil.
Meskipun jumlah orang yang turun ke jalan tidak sebanyak unjuk rasa serupa tahun lalu, namun mereka yang berpartisipasi menjamin jumlahnya akan semakin banyak menjelang kick off Piala Dunia 12 Juni mendatang, lansir BBC Jumat (16/5/2014).
Juni tahun lalu, lebih dari satu juta orang berhamburan ke jalan-jalan di berbagai kota Brazil, memprotes pelayanan publik yang buruk, korupsi, serta tingginya biaya penyelenggaraan Piala Dunia.
Mereka menuntut pembangunan perumahan bagi rakyat, bukan stadion sepakbola.
“Tujuan kami simbolik,” kata Guilherme Boulos, pimpinan Gerakan Pekerja Tunawisma.
“Kami tidak ingin menghancurkan atau merusak stadion. Apa yang kami inginkan adalah hak yang lebih besar bagi pekerja untuk mendapatkan perumahan dan menunjukkan dampak buruk Piala Dunia terhadap rakyat miskin.”
Pemerintah Brazil tidak terlalu ambil pusing dengan tuntutan rakyat Kamis (16/5/2014) kemarin, dan menganggapnya tidak ada hubungannya dengan Piala Dunia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Dari apa yang saya lihat, tidak ada klaim khusus dari para pekerja. Saya tidak melihat ada hubungannya dengan Piala Dunia,”kata Menteri Olah Raga Aldo Rebelo.
“Tidak ada alasan untuk panik menjelang kedatangan tiga juta wisatawan Brazil dan 600.000 wisatawan asing yang datang untuk menyaksikan pertandingan,” kata Rebelo.
Media lokal melaporkan, dalam kurun waktu 24 jam, 234 orang ditangkap dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat.*