Hidayatullah.com—Presiden Iran Hassan Rouhani tiba di Ankara hari Senin (9/6/2014) untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin Turki mengenai sejumlah isu penting.
Menjelang keberangkatannya, kepada para wartawan Rouhani mengatakan bahwa pembicaraan kedua negara tidak hanya akan memfokuskan pada masalah ekonomi, perdagangan dan energi, tetapi juga soal kerjasama dalam memerangi radikalisme, terorisme dan sektarianisme, lansir Hurriyet.
Pesawat Rouhani membawa delegasi yang terdiri dari satu wakil presiden, tujuh menteri dan beberapa pengusaha.
Setibanya di Ankara, Rouhani disambut oleh Menteri Pengairan dan Kehutanan Veysel Eroglu serta sejumlah pejabat pemerintahan Turki. Rouhani kemudian dibawa ke Istana Cankaya, di mana dia disambut oleh Presiden Abdullah Gul secara resmi.
Sejalan dengan aturan protokoler Iran, Rouhani tidak mengunjungi Anitkabir, mausoleum pendiri Turki modern Mustafa Kemal Ataturk, meskipun kunjungan ke makam itu merupakan standar protokoler dalam kunjungan resmi para petinggi asing ke Turki.
“[Rouhani] adalah presiden Iran pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Turki dalam 18 tahun terakhir. Itu mengapa kunjungan ini bersejarah,” kata Presiden Gul, yang menyebut Iran sebagai “kawan lama dan berharga.”
“Hubungan kami tidak hanya soal dua negara. Hubungan ini perlu bagi seluruh kawasan dan dunia,” kata Gul, seraya mengulangi bahwa Ankara ingin kawasan Timur Tengah tanpa senjata pemusnah massal dan setiap negara berhak untuk menggunakan energi nuklir secara damai.
Setelah menekankan bahwa Iran sama sikapnya dengan Turki soal penggunaan energi nuklir, Rouhani menegaskan bahwa kedua negara bermaksud meningkatkan perdagangan bilateral dari $15 milyar menjadi $30 milyar.
Rouhani juga menyampaikan bahwa menghubungkan jalur kereta Turki denga Iran di kota perbatasan Bazergan merupakan salah satu isu yang akan disepakati dalam pertemuan pada 9 Juni ini.
Setelah bertemu Gul, Rouhani dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Erdogan.
Mengingat kembali kunjungan Erdogan ke Teheran pada bulan Januari kemarin, Rouhani mengatakan perjanjian penting dalam bidang transportasi, pabean, pariwisata, kebudayaan, keamanan dan politik akan ditandatangani dalam kunjungannya ke Ankara kali ini.
Menurut presiden Iran itu, masalah-masalah regional seperti konflik di Iraq dan Suriah juga dibicarakan.*