Hidayatullah.com—Ketertarikan Iran untuk berinvestasi di Turki semakin meningkat, sebab hal itu membuka jalan menuju ke pasar global, demikian menurut Aegean-Iran Cooperation Association kepada kantor berita Anadolu di Izmir.
Dengan adanya sanksi oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat dan sekutunya, perusahaan-perusahaan Iran harus mencari jalan bekerjasama dengan perusahaan diri berbagai negara lain.
Menurut Union of Chambers and Commodity Exchanges of Turkey, investasi Iran di Turki meningkat signifikan sejak tahun 2010.
Sepanjang tahun 2010, pebisnis Iran mendirikan 418 perusahaan di Turki, tahun 2011 mereka mendirikan 665 perusahaan baru dan 781 lainnya di tahun 2012. Pada tahun 2013, trennya masih sama meskipun agak melambat.
Presiden Aegean-Iran Cooperation Association Hossein Arian mengatakan, alasan utama perusahaan-perusahaan Iran berinvestasi di Turki adalah sanksi yang dijatuhkan oleh DK-PBB.
“Perusahaan-perusahaan Iran berupaya menjadi perusahaan internasional,” kata Arian. “Di masa lalu mereka melakukannya dengan berinvestasi di Dubai. Sekarang mereka lebih suka di Turki dan Georgia.”
Arian menambahkan, para investor Iran yang pergi ke Dubai beberapa tahun silam sekarang mulai beralih ke Turki, yang dipandang sebagai “negara yang lebih dekat dan ramah.”
Peralihan investasi Iran dari Dubai ke Turki antara lain juga disebabkan masalah politik.
Mayoritas penduduk Iran, kata Arian, melihat Turki sebagai negara yang ramah dan menilai Turki mendukung mereka selama masa diberlakukannya sanksi.
Presiden Iran Hassan Rouhani tiba di Ankara hari Senin (9/6/2014) untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin Turki mengenai sejumlah isu penting. Pesawat Rouhani membawa delegasi yang terdiri dari satu wakil presiden, tujuh menteri dan beberapa pengusaha.[Baca berita sebelumnya, Presiden Turki: Iran Kawan Lama dan Berharga]*