Hidayatullah.com–Seorang mayor jenderal Amerika terbunuh dalam serangan yang dilakukan oleh seorang pria Afghanistan berpakaian tentara di sebuah akademi militer yang dikelola Inggris di dekat Kabul, kata seorang pejabat Amerika Serikat
Dua prajurit Inggris ikut terluka dalam serangan itu, demikian pula beberapa tentara Amerika, seorang jenderal Jerman dan seorang jenderal Afghanistan.
Jenderal Amerika yang terbunuh itu diidentifikasi sebagai Mayjen Harold Greene, lapor media AS dilansir BBC (5/8/2014). Dia menjadi tentara asing paling senior yang tewas di Afghanistan sejak pemerintah Taliban digulingkan Amerika tahun 2001.
Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan, tentara Afghanistan yang memulai serangan itu telah ditembak mati.
Associated Press melaporkan, Greene merupakan wakil komandan General Security Transition Command yang bertugas mempersiapkan penarikan mundur pasukan Amerika Serikat akhir tahun ini.
Penembakan di Kamp Qargha itu terjadi menyusul adanya perselisihan. Pelaku serangan adalah seorang prajurit Afghanistan yang direkrut tiga tahun lalu, kata sumber Kementerian Pertahanan Afghanistan kepada BBC.
Kejadian itu berlangsung pada pagi menjelang siang atau pada waktu makan siang, di mana seorang tentara Afghanistan yang bersenjata bertengkar dengan sejumlah orang Afghanistan. Tentara Afghanistan itu kemudian menembakkan senjatanya dari sebuah pos penjagaan ke arah sekelompok besar tentara senior Afghanistan dan tentara asing.
Begitu senapan M 16 keluaran Amerika yang dikokangnya kehabisan peluru, lebih dari belasan orang terkena tembakannya.
Mayjen Greene merupakan tentara Amerika Serikat paling senior yang tewas di daerah pertempuran sejak Perang Vietnam.
Jenderal Afghanistan yang tewas diidentifikasi sebagai Jenderal Gulam Sakhi, yang menjadi komandan di akademi bentukan Inggris itu.
Kamp Qargha adalah kamp pelatihan militer yang dirancang seperti Sandhurst –akademi militer bergengsi di Inggris– dan menjadi wujud kehadiran tentara Inggris di Afghanistan pasca penarikan sebagian besar pasukan asing dari negara itu pada akhir 2014.
Akademi yang dikenal di Afghanistan sebagai Kabul ANA Officer Academy itu pertama kali menerima teruna calon perwiranya pada Oktober 2013. Akademi itu terletak di punggung bukit rendah yang berjajar panjang dekat Kabul. Silabus sejarah militer yang diajarkan termasuk taktk perang Afghanistan di masa lalu saat melawan Inggris, serta strategi yang digunakan para Mujahidin ketika menghadapi pasukan Uni Soviet. Saat pertama kali dibuka tidak kurang 10.000 orang mendaftar untuk menjadi kadet.
Tidak lama setelah beroperasi, terjadi insiden penembakan di mana seorang tentara Afghanistan melepas tembakannya di sekitar barak. Akibatnya sejumlah prajurit asal Australia dan Selandia Baru yang bertugas menjaga tempat itu terluka.
Di Kamp Qargha juga banyak terdapat prajurit dari negara-negara lain, termasuk tentara Amerika dalam jumlah cukup besar.*