Hidayatullah.com–Sebuah laporan pemerintah Inggris menyebutkan pada Sabtu bahwa di negara itu jumlah orang yang menjadi korban perdagangan manusia, eksploitasi seksual atau bentuk-bentuk perbudakan modern lainnya mencapai 13.000 orang. Angka ini empat kali dari perkiraan sebelumnya, demikian lapor AP seperti dikutip Arab News, Ahad (30/11/2014).
Angka yang dikeluarkan kantor Kementerian Dalam Negeri Inggris ini – yang merupakan perkiraan resmi pertama dari skala problem perbudakan modern di Inggris – termasuk orang dewasa dan anak-anak perempuan yang dipaksa untuk menjadi pelacur atau menjadi korban eksploitasi seksual untuk tujuan bisnis, menjadi pembantu rumah tangga yang digaji minim atau tidak digaji, dan menjadi buruh yang dipaksa untuk bekerja di pertanian, pabrik dan kapal-kapal pencari ikan.
“Langkah pertama untuk memberantas bencana perbudakan modern adalah mengakui dan menghadapi keberadaannya,” kata Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May.
“Skala perkiraan masalah ini di Inggris modern adalah mengejutkan dan angka-angka baru ini sepenuhnya menguatkan kasus ini untuk perlu diambil tindakan segera,” tambahnya.
Laporan yang diterbitkan sebagai bagian dari strategi pemerintah Inggris untuk mengatasi perdagangan manusia dan perbudakan modern ini bertujuan untuk menghitung apa yang disebut “angka gelap” dari para korban yang tidak dilaporkan, dan yang tidak termasuk yang diperkirakan oleh Badan Kejahatan Nasional Inggris. Lembaga ini memperkirakan jumlah korban pada tahun 2013 mencapai 2.744 orang.
Sebuah RUU diusulkan pemerintah untuk mengatasi masalah ini, dan RUU ini sedang diperdebatkan di parlemen.
Pihak berwenang mengatakan jumlah kasus yang dilaporkan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini, namun skala sebenarnya dari masalah ini sulit untuk dikonfirmasi karena korban dikendalikan, tersembunyi, atau takut melapor ke polisi.
Banyak dari para korban dibawa oleh para pelaku perdagangan manusia dari beberapa negara, termasuk Rumania, Polandia, Albania dan Nigeria, namun para pejabat Inggris menekankan bahwa orang dewasa dan anak-anak Inggris yang tak berdaya secara sistematis juga sedang menjadi mangsa para pelaku perdagangan manusia. Lebih dari itu, Badan Kejahatan Nasional Inggris memperkirakan bahwa Inggris adalah negara asal korban perbudakan modern yang paling umum urutan ketiga di dunia seperti yang diidentifikasi pada tahun lalu.*